DPP PAN mengaku tidak terkejut dengan keputusan Sugeng mundur sebagai kader mereka. DPP PAN menilai alasan-alasan yang digunakan Sugeng untuk mundur sebagai kader mereka hanya sebagai pembenaran saja.
"DPP PAN tidak terkejut atas sikap Sugeng yang menyatakan mundur dari pengurus dan anggota partai. Sikap Sugeng dapat dipahami jika memakai alasan bahwa PAN menyetujui UU Cipta Kerja dan alasan lainnya itu, karena hal tersebut hanya sebagai alibi dan pembenaran alasan saja," kata Wasekjen PAN Soni Sumarsono dalam keterangannya, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Ketua MPP PAN Jatim Resmi Mundur Hari Ini |
Sugeng memang menjelaskan sejumlah alasan yang menjadi pertimbangan sebelum memilih mundur sebagai kader PAN. Mulai dari molornya penyelenggaraan muswil PAN Jawa Timur, hingga soal ideologi partai. Soni pun menjelaskannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua kebijakan DPP PAN merujuk pada AD/ART hasil kongres ke-5 PAN tahun 2020 dan peraturan partai hasil Rakernas PAN tahun 2020. Mungkin Sugeng belum membaca ada beberapa pasal yang berubah di AD/ART," sebut Soni.
"Misalnya penetapan ketua DPD kewenangannya di DPP, sama persis dengan hasil kongres PAN tahun 2000, dan pasal lainnya. Soal penundaan pelaksanaan Muswil PAN Jatim hanya perkara teknis saja, karena disesuaikan dengan jadwal muswil di provinsi lainnya. Tidak ada AD/ART dan peraturan partai yang dilanggar," imbuhnya.
Soni juga menjawab soal ideologi partai. Menurutnya, ideologi PAN sejak awal didirikan yakni nasionalis relijius.
"Sejak berdirinya PAN tanggal 23 Agustus 1998 sampai sekarang, ideologi politik PAN adalah nasionalis relijius. Hal itu termaktub di dalam Anggaran Dasar PAN yang berdasarkan Pancasila dan berasaskan akhlak politik berlandaskan agama yang membawa rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil alamin). Sampai sekarang dasar dan asas partai tidak berubah sama sekali, meskipun kongres memiliki kewenangan untuk merubah," papar Soni.
Lebih lanjut, Soni memastikan internal PAN tetap harmonis pascakongres ke-5 di Kendari Februari 2020 lalu. Kini, sebut dia, PAN terus berupaya melakukan konsolidasi organisasi, menyiapkan kaderisasi, dan membuat program kemanusiaan yang bermanfaat bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Tidak benar alias tidak tepat jika PAN saat ini dikatakan tidak harmonis lagi. Justru pasca kongres ke-5 PAN di Kendari Sulawesi Tenggara, Februari 2020, seluruh mantan Ketua Umum PAN (kecuali Pak Amien Rais yang telah keluar dan meninggalkan PAN) bersama tokoh-tokoh lainnya telah bersatu-padu, berkomitmen bersama untuk membesarkan PAN. Ada Bang Hatta Rajasa, Mas Soetrisno Bachir, Asman Abnur, Drajad Wibowo, dan para senior lainnya tetap kompak dan guyub," sebut Soni.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN Jatim, Sugeng, resmi mengundurkan diri dari partai. Sugeng kini sudah bukan kader PAN lagi.
Sebelum mundur, Sugeng juga mempertanyakan keanehan yang terjadi di partainya. Khususnya untuk pengurus PAN Jatim yang baru. Karena sejak Agustus, pengurus PAN Jatim seharusnya sudah berganti.
"Ini yang saya soroti, ada apa kok kepengurusan sampai molor. DPW sudah siap lho sebenarnya untuk menyelenggarakan Muswil. Ini salah satu alasan saya mundur juga," kata Sugeng saat dikonfirmasi detikcom, Senin (12/10).
Selain itu, Sugeng menyebut alasan dirinya mundur juga karena tidak cocok lagi dengan ideologi. Menurutnya, asas PAN yakni relijius-nasionalis.
"Alasan saya di surat (pengunduran diri) itu, elite PAN azaznya sekarang nasionalis religius. Itu kan menyakiti pendukung kita. Kebanyakan PAN kan Muhammadiyah. Harusnya religius nasionalis. Bukan dibalik. Banyak umat Islam tersinggung. Termasuk saya. Saya ikuti selera di bawah," ucapnya.