Cerita Korban Banjir di Ciracas Jaktim: Kelaparan-Septic Tank Meluap

Cerita Korban Banjir di Ciracas Jaktim: Kelaparan-Septic Tank Meluap

Luqman Nurhadi Arunanta - detikNews
Minggu, 11 Okt 2020 11:35 WIB
Warga membersihkan rumah dari lumpur bekas banjir, Ciracas, Jakarta Timur (Luqman/detikcom)
Warga membersihkan rumah dari lumpur bekas banjir, Ciracas, Jakarta Timur. (Luqman/detikcom)
Jakarta -

Hujan deras sempat membuat wilayah Ciracas, Jakarta Timur, dilanda banjir. Beragam cerita pun dituturkan warga yang menjadi korban. Mulai dari kelaparan hingga meluapnya septic tank di tempatnya tinggal.

Cerita itu salah satunya datang dari Tuti, warga Kelurahan Ciracas RT 8 RW 5. Tuti (53) mengatakan banjir pada Sabtu (10/10) kemarin diawali naiknya air sekitar pukul 18.30 WIB.

"Kira-kira (banjir) jam magrib 18.30-an. Karena dikit dulu kan hujan, pikir saya nggak banjir tapi kok lama ini ya, eh benar (banjir)," kata Tuti ketika ditemui detikcom, Minggu (11/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tuti menyebut, kala itu, tinggi air nyaris 1 meter. Dia pun menunjuk bekas air banjir yang terlihat di dinding. Tuti, yang tinggal bersama suami dan cucunya, lantas mengungsi ke rumah tetangga yang berlokasi lebih tinggi.

"Saya ngungsi ke atas, di rumah tetangga. Dia nggak banjir. Pikir saya tadi nggak mau ngungsi tapi air dari belakang ngalir terus, udah segini saya sama cucu ke sana. Mulai jam 00.00 mulai surut kan saya pulang di situ udah kering," ungkap Tuti.

ADVERTISEMENT

Tak hanya dilanda banjir, Tuti pun ditimpa kemalangan lain. Septic tank di tempatnya tinggal meluap akibat banjir.

"Kamar mandi kan WC bolong-bolong itu jadi tahinya nguap ke atas, saya bersihinnya sampai saya keduk-kedukin itu, campur air kotoran juga kan. Tahu tuh yang punya kontrakan dibetulin apa nggak," ucapnya.

Tuti mengaku sudah 4 kali wilayahnya terkena banjir tahun ini. Namun, banjir kali ini jadi yang terbesar.

"Sudah 4 kali sama ini, ini paling besar," kata Tuti.

Adapun cerita lain disampaikan Nur Kasiyah (55). Saat banjir melanda, rumahnya dalam kondisi mati lampu sehingga membuatnya kesulitan memindahkan barang.

"(Banjir) makin gede, kita juga jadi susah juga bebenah soalnya kan lampu mati. Sini mati, hujan gede, makanya suruh anak-anak beli lilin," ungkap Nur Kasiyah.

Nur Kasiyah menyebut banjir mulai surut pukul 00.00 WIB. Dia sempat meminta anaknya membeli makanan tapi tidak ada satu pun warung yang buka. Alhasil, mereka terpaksa makan seadanya.

"(Surut) sekitar jam 00.00-lah, soalnya Ibu juga nggak ngelihat (jam). Kita lapar, kompor nggak bisa nyalain, suruh anak-anak sudah jam 01.00 keluarlah anak-anak, lapar banget mereka keluar mau beli pecel lele tahu-tahu sudah tutup, baru ngeh juga lihat jam sudah jam 01.00, ya Allah," ungkap Nur Khasiyah.

"Ya akhirnya (makan) apa adanya yang ada saja di rumah," tambahnya.

Nur Kasiyah menyebut tempat tinggalnya yang bersebelahan dengan Kali Cipinang memang jadi langganan banjir. Namun, dia menyebut banjir kali ini cukup besar dan cepat meluap.

"Agak gede juga sih ini. Kayaknya ini yang paling gede, cepat lagi naiknya," ungkap Nur Kasiyah.

Sebelumnya, sejumlah wilayah di DKI Jakarta diguyur hujan deras sejak sore. Sebanyak 9 RT di Ciracas, Jakarta Timur, kebanjiran.

Ketinggian air mencapai 80 cm. Sebanyak 9 RT yang banjir itu tersebar di tiga RW, yakni RW 05, RW 04, dan RW 03. Hingga pagi ini, banjir sudah surut dan warga mulai membersihkan sisa banjir.

Tonton juga 'Cerita Kerepotan Warga Saat Banjir di Ciracas':

[Gambas:Video 20detik]

(mae/mae)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads