Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi terus berupaya menjalin kerja sama dengan dunia usaha serta dunia industri (DUDI).
Langkah ini bertujuan agar dunia pendidikan tak tertinggal jauh dengan kemajuan industri. Supaya link anda match dengan dunia industri dapat terus berjalan, Ditjen Pendidikan Vokasi juga telah mewajibkan lembaga pendidikan vokasi untuk melaksanakan paket-paket dalam program tersebut.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menjelaskan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) bidang teknologi dan komunikasi pada pendidikan vokasi menjadi hal sangat penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bicara digital teknologi dan TIK, pasti SDM adalah engine besarnya. Jadi tidak bisa industri kreatif bergantung bukan pada SDM. OLeh karena itu, kita mendorong adanya link and match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja," terang Wikan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/10/2020).
Kehadiran Wikan juga untuk penandatanganan nota kesepahaman Kemendikbud dengan kawasan ekonomi khusus (KEK) Singhasari tentang 'Pengembangan Pendidikan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi' dan perjanjian kerja sama Ditjen Pendidikan Vokasi dengan KEK Singhasari tentang 'Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pendidikan Vokasi'.
Wikan menjelaskan, salah satu tujuan utama program paket 'link and match' untuk meningkatkan kualitas lulusan pendidikan vokasi agar relevan dengan kebutuhan industri.
Sehingga, akan berdampak kepada peningkatan dan penguatan kualitas peserta didik.
"Saya mengapresiasi KEK Singhasari yang telah mengimplementasikan 'link and match'. Semoga kerja sama ini dapat ditiru dan diimpementasikan di daerah kawasan industri lainnya, serta di daerah yang bukan kawasan industri pula," harapnya.
Wikan pun berharap, kemitraan strategis (strategic partnership) atau 'link and match' antara pendidikan vokasi dengan DUDI, sedikitnya harus memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, permanen dan berkesinambungan, serta efektif dan efisien.
"Adapun pelaksanaannya menuntut keterlibatan seluruh stakeholder, baik pemerintah daerah, industri, dan pengelola lembaga pendidikan dalam perencanaan maupun implementasinya," tegasnya.
Menurut Wikan, dengan penandatanganan nota kesepahaman Kemendikbud dengan kawasan ekonomi khusus (KEK) Singhasari diharapkan ke depan akan lahir start up - start up muda hasil perkawinan KEK Singhasari dengan perguruan tinggi vokasi dan SMK.
"Itu cita-cita dan konsepnya. Tetapi tentunya, masih banyak tantangan yang akan kita lakukan. Dan juga kepastian industri masuk sini (KEK( Singhasari. Kalau ekosistem di Jawa Timur dipenuhi SDM yang link and macth pasti akan banyak industri-industri datang ke sini," tuturnya.
Ditjen Pendidikan Vokasi menyebut sebanyak 2.200 tenaga guru telah menjalani pelatihan untuk peningkatan kompetensi bidang industri teknologi digital dan TIK.
Selain mereka, sebanyak 700 kepala sekolah turut mengikuti pelatihan dalam meningkatkan kemampuan sebagai leardeship serta membentuk dasar pemikiran link and macth dengan dunia industri.
"Tahun ini kita trainning 2200 guru untuk peningkatan kompetensi dan 700 kepala sekolah untuk leadership dan mindset link and match dengan dunia industri," beber Wikan.
KEK Singhasari merupakan KEK pertama bidang pengembangan teknologi yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2019.
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk pembangunan Indonesia lima tahun ke depan, di antaranya prioritas pada pembangunan SDM.
Oleh sebab itu, KEK Singhasari pun telah siap untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan SDM, menjadi bagian dalam transformasi ekonomi, berperan aktif dalam memfasilitasi pendidikan vokasi yang berdampingan dan berorientasi pada DUDI, serta melengkapi generasi milenial Indonesia dengan emerging skills.
Dengan aktivitas ekosistem digital yang terintegrasi di KEK Singhasari maka diharapkan menjadi katalis pertumbuhan perekonomian digital di Indonesia menyongsong "Indonesia Emas 2045" melalui pendekatan integrated digital ecosystem (ekosistem digital yang terintegrasi). Pengembangan ekonomi digital di KEK Singhasari sendiri merujuk pada 4 pilar utama yang dikenalkan World Bank, yaitu regulasi, infrastruktur, edukasi, dan inovasi.
Karenanya, kerja sama antara Ditjen Pendidikan Vokasi dengan KEK Singhasari dipandang sebagai langkah awal dalam dukungan KEK Singhasari untuk turut mengawal dan berkontribusi aktif dalam program 'link and match'.
Sehingga, selanjutnya dapat terjalin mitra-mitra industri yang lebih banyak lagi di bawah naungan KEK Singhasari bagi SMK dan satuan pendidikan vokasi yang ada di sekitarnya dalam mewujudkan program 9 (sembilan) paket 'link and match'.
"Di sini akan dikembangkan klaster edukasi distrik, untuk mendukung KEK Singhasari yang di dalamnya mempunyai fungsi SDM unggul. Seperti disampaikan oleh Pak Dirjen, tak berhenti pada MOU saja. Tetapi bagaimana nantinya mendorong semangat untuk berinovasi pada bidang teknologi digital," terang Ketua KEK Singhasari David Santoso.
Penandatangan kerja sama juga dihadiri Pjs Bupati Malang Sjaichul Ghulam, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Fauzan, dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Simak juga video 'Pemerintah Alokasikan Dana Rp 7,2 T untuk Bantuan Kuota Internet':