BEM SI: Ada Pihak Lain yang Provokasi Rusuh Demo UU Cipta Kerja

BEM SI: Ada Pihak Lain yang Provokasi Rusuh Demo UU Cipta Kerja

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 10 Okt 2020 10:55 WIB
Ratusan Mahasiswa dan beberapa anak STM melakukan longmarch di kawasan Jalan Letjen Suprapto dan Jalan Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (8/10).
Ilustrasi. Long march mahasiswa demo tolak UU Cipta Kerja. (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menilai ada pihak lain di luar mahasiswa yang merusuh pada demonstrasi menolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10). Demonstrasi dua hari lalu itu menyebabkan kerusakan fasilitas publik.

"Dampak kerusakan hingga pembakaran yang terjadi di berbagai fasilitas Polri dan pemerintah bukan merupakan ulah massa aksi yang masih terkoordinir, melainkan ada pihak lain yang mencoba memprovokasi aksi damai yang dilakukan," kata Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Remy Hastian, dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyatakan kerusuhan tersebut dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Soalnya, BEM SI sudah sepakat untuk melancarkan aksi damai menuntut pencabutan UU Cipta Kerja.

"Aksi yang kami lakukan terlepas dari tindakan anarkis, provokator, pembuat kerusuhan, dan tindakan-tindakan lainnya yang tidak mencerminkan intelektualitas mahasiswa Indonesia," kata Remy.

ADVERTISEMENT

Awalnya, BEM SI melakukan aksi iring-iringan (long march) dari kampus STIAMI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, menuju sekitar Istana Merdeka, atau tepatnya menuju Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Namun langkah mereka tertahan di sekitar kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jl Medan Merdeka Selatan, karena ada massa lain.

"Massa aksi yang sepakat untuk merangsek menuju depan Istana hanya tertahan di Kedutaan Besar Amerika Serikat karena banyaknya massa aksi dari elemen lain," kata Remy.

Tonton video 'Anggota Komisi III DPR: Aksi Kemarin Murni, Tapi Ada 'Penumpangnya':

[Gambas:Video 20detik]



Pada hari itu, pukul 15.30 WIB, terdengar suara tembakan gas air mata dari aparat barisan depan. Massa BEM SI menarik diri dari barisan. Pukul 16.00 WIB, semakin banyak massa aksi yang perlu dievakuasi karena terkena gas air mata dan tindakan aparat, BEM SI menyebutnya sebagai tindakan represif.

"Bahkan tidak sedikit dari massa aksi yang dievakuasi dalam kondisi tidak sadarkan diri," kata Remy.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads