Puluhan orang menjadi korban luka dalam demo menolak UU Cipta Kerja di DPRD Lampung. Rinciannya 26 orang dari massa, 11 polisi, dan 1 anggota TNI.
"Dari 26 korban itu kebanyakan adalah kena gas air mata dan terinjak-injak. Dari 26 itu, 20 orang sudah kembali, hanya kena gas air mata dan luka-luka lecet, 6 masih di rawat di rumah sakit. Untuk petugas, anggota Polri itu ada 11 yang mengalami luka-luka dan 1 anggota TNI," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad kepada wartawan, Kamis (8/10/2020).
Pandra menegaskan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Penyebar hoax akan ditindak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan lagi ada berita-berita hoax. Tidak ada korban jiwa," katanya.
Pada demo kemarin, Pandra menjelaskan, massa pengunjuk rasa diterima oleh Ketua DPRD Lampung beserta 6 anggota DPRD serta Sekda Provinsi Lampung pada pukul 14.00 WIB. Namun pengunjuk rasa ingin semua anggota Dewan hadir untuk menerima aspirasi hingga terjadi deadlock.
"Para pengunjuk rasa ingin untuk semua hadir. Sedangkan itu ada pergantian antarwaktu, terus kemudian ada kampanye pilkada para anggota DPRD lainnya itu, akhirnya mereka keluar dan berorasi kembali," ujarnya.
Setelah itu, Pandra mengatakan massa menyerang petugas. Polisi saat itu bertahan.
"Petugas sifatnya adalah lebih pada bertahan. Lebih mengutamakan bertahan daripada menyerang. Pada saat terakhir itu terjadi pelemparan batu, kayu, dan gagang-gagang besi ke arah petugas, sehingga petugas mengeluarkan gas air mata," ucapnya.
Konsentrasi massa lalu pecah setelah dikeluarkan gas air mata. Bahkan ada yang terinjak-injak.
"Dari 26 korban itu kebanyakan adalah kena gas air mata dan terinjak-injak. Dari 26 itu, 20 orang sudah kembali, hanya kena gas air mata dan luka-luka lecet, 6 masih di rawat di rumah sakit," tuturnya.
(idh/knv)