Eks Menhan Ryamizard Prihatin, Bandingkan Zaman Jahiliah dengan Sekarang

Eks Menhan Ryamizard Prihatin, Bandingkan Zaman Jahiliah dengan Sekarang

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 04 Okt 2020 15:50 WIB
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjawab pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo terkait anggaran TNI.
Eks Menhan Ryamizard Ryacudu (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta -

Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mendoakan agar Indonesia dapat mengatasi segala macam masalah yang sedang dihadapi ataupun yang akan datang. Ryamizard menyebut ada kejadian tindak pidana yang tidak terjadi di zaman jahiliah, namun terjadi saat ini.

Hal itu disampaikan Ryamizard dalam diskusi bertajuk 'Doa Dan Harapan Untuk Negeri', yang diselenggarakan oleh Forum Rekat Indonesia di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Sabtu (3/10/2020). Ryamizard awalnya menyoroti perihal moralitas anak muda Indonesia.

"Jadi, kalau saya prihatin dengan keadaan bangsa ini, terutama anak-anak muda ini. Karena saya lihat, pertama kita terlalu bicara milenial, kita lupa yang lain. Milenial ini penting, kita harus tahu milenial dan segala macam IT. Tapi ada satu yang harus kita tanamkan sejak awal," ujar Ryamizard dalam keterangan tertulis, Minggu (4/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, kalau kita menanamkan pohon, lurus terus, kemudian bengkok-bengkok. Kalau sudah bengkok dan dipaksa lurus, patah itu, jadi tidak nyambung itu. Harus ada yang mengikat. Ikatannya siapa? Satu agama, yang kedua budi pekerti," imbuhnya.

Selain Ryamizard, hadir sejumlah tokoh lain dalam diskusi tersebut, di antaranya Muzakir Manaf , Wasekjen MUI Zaitun Rasmin, Budayawan Ridwan Saidi, perwakilan PA 212, politikus PKS Mardani Ali Sera, Adhie Massardi, serta Ustaz Haikal Hasan.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Ryamizard menegaskan pemahaman agama dan budi pekerti harus ditanamkan kepada anak-anak muda sejak dini. Sebab, dia menilai banyak anak muda Indonesia yang bertindak kriminal, seperti kekerasan dan pembunuhan, dan tindakan mereka itu lebih kejam daripada zaman jahiliah.

"Zaman jahiliah bunuh-bunuhan anak perempuan, segala macam, begitu. Tapi kalau sekarang ini lebih. Kenapa? Saya sudah 3 kali melihat di majalah atau di televisi seorang anak ketahuan merampok, bapaknya dibunuh, ibunya dibunuh, adik-adiknya dibunuh. Itu zaman dulu nggak ada begitu," sebut Ryamizard.

"Nah saya lihat kemarin itu ada ibu dengan orang tuanya dibakar, ada lagi yang sama dibunuh, masyaallah. Padahal orang-orang itu, ibu kita ini kan wakil Tuhan di dunia ini. Ini dibunuh nggak, ada hormat sama sekali. Ada lagi seorang anak yang memenjarakan seorang ibu. Ini situasi yang terjadi sekarang ini, itu terjadi kita lihat di media-media. Yang tidak kelihatan di kampung di segala macam banyak lagi," paparnya menambahkan.

Eks Menhan Ryamizard Ryacudu.Eks Menhan Ryamizard Ryacudu dalam diskusi bertajuk 'Doa Dan Harapan Untuk Negeri'. (Foto: Istimewa)

Karena itu, Ryamizard berharap pemahaman keagamaan dan budi pekerti diajarkan kepada anak-anak Indonesia lebih dalam lagi. Tujuannya, sebut eks KSAD itu, selain anak-anak lebih terdidik, untuk mencegah potensi anak muda bertindak kriminal.

"Kalau orang kita punya adab, jadi orang yang beradab. Orang yang tidak punya adab itu kan biadab. Nah kita orang yang beradab. Mudah-mudahan kita dan bangsa ini ke depan mempunyai beradab. Insyaallah Tuhan akan memberikan jalan yang lurus kepada bangsa dan negara ini," harapnya.

(zak/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads