Sumatera Selatan (Sumsel) digadang-gadang masuk dalam rencana daerah lumbung pangan nasional oleh Presiden Jokowi setelah Nusa Tenggara Timur dan Papua. Gubernur Sumsel Herman Deru (HD) menyebut ini sejalan dengan cita-citanya yang ingin mengembalikan kejayaan Sumsel sebagai daerah lumbung pangan nasional yang sebelumnya pernah dicanangkan pada tahun 2007.
HD menilai Jokowi memilih Sumsel bukan tanpa alasan. Sebab jika dilihat dua tahun terakhir, dirinya dan Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya (MY) mengaku trengginas mendorong peningkatan produksi pangan di Sumsel.
"Selain mengawal program Serasi (Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani) seluas 200 ribu hektare untuk kawasan pertanian di Kabupaten Banyuasin dan OKI dari Kementan, saya juga rela turun langsung ke kabupaten-kota se-Sumsel setiap akhir pekan untuk melakukan panen raya bersama para petani," ujar HD dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HD mengaku sangat konsen dengan program Serasi agar mampu mengoptimalkan lahan tidak produktif menjadi lahan pertanian yang begitu banyak di Sumsel. Di bawah kendalinya, Pemerintah Provinsi Sumsel juga terus mendorong agar masa tanam dan panen dapat ditambah menjadi tiga kali dari sebelumnya hanya dua kali panen dengan memanfaatkan teknologi pertanian.
"Petani-petani di daerah terus disemangati untuk mendongkrak produksi dari rata-rata 4 ton per hektare menjadi 6 ton per hektare," ujarnya.
Untuk mendorong peningkatan produksi ini, ia mengaku banyak mengucurkan bantuan alat pertanian kepada para petani yang ada di Sumsel, seperti di Kabupaten Banyuasin, Kabupaten OKI, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten OKU, Kabupaten OKU Timur, dan Kabupaten Empat Lawang.
Bantuan yang diberikan bukan hanya alat pertanian, tapi ia juga ingin memastikan distribusi pupuk aman bagi petani di Sumsel. Tak terkecuali bantuan benih padi, pembuatan sodetan hingga ke lokasi persawahan menggunakan pompa submersible.
Terbaru untuk memudahkan petani di Sumsel meningkatkan hasil produktivitas pertanian, HD mengenalkan Kartu Tani yang diterbitkan Kementan RI bekerja sama dengan BNI kepada para petani di OKU Timur. Dengan Kartu Tani ini petani semakin dimudahkan dalam transaksi pembelian pupuk bersubsidi.
Lebih lanjut HD mengatakan telah membentuk tim khusus untuk memudahkan petani mendapatkan bantuan modal kredit usaha rakyat (KUR) dari perbankan. Semua pihak yang terlibat seperti OJK, Perbankan, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Kadis Pertanian dan sejumlah pejabat pemprov terkait hingga petani dikumpulkan untuk rapat dalam satu meja.
"Banyak petani kesulitan beli saprodi, padahal harganya Rp 8-9 juta saja. Problemnya karena sasaran tidak bankable. Mereka susah mau utang ke bank R p50 juta tanpa agunan. Padahal kalau lihat hasil panen, mereka ini mampu bayar," ujar HD.
Ia menjelaskan bakal membuat tim khusus agar ke depan petani di Sumsel mudah mendapatkan pinjaman bank tanpa ribet dengan administrasi dan agunan. Tim inilah yang akan menjembatani kesulitan petani.
Tim ini, kata HD, akan menentukan zonasi atau kabupaten mana saja yang menjadi sasaran, termasuk mendata Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK). Untuk kemudian melakukan kerja sama dengan pihak perbankan, seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BSB umsel.
Lebih lanjut HD menjelaskan berbagai gebrakan yang dilakukan akhirnya berbuah manis. Sebab pada tahun 2019 Sumsel menduduki peringkt lima sebagai provinsi penghasil pangan terbesar di Indonesia setelah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Catatan ini sekaligus memantapkan Sumsel sebagai provinsi penghasil pangan terbesar di wilayah Sumatera.
Prestasi ini membuat Pemprov Sumsel diganjar Pin Emas. Berdasarkan Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Sumatera Selatan, capaian produksi padi Sumsel Tahun 2019 tercatat sebesar 4.534.070 ton GKG.
"Saya ingin Sumsel dapat merangsek ke peringkat 3, bahkan menjadi daerah tertinggi penghasil pangan di Indonesia. Dengan potensi luas lahan yang masih sangat besar dibandingkan pulau Jawa, saya optimis perjalanan Sumsel mencapai target tersebut akan lebih mudah," ujarnya.
Untuk diketahui, pada Ratas 23 September 2020 lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini tengah berencana memperluas daerah lumbung pangan nasional dalam rangka menghadapi krisis pangan dunia akibat pandemi COVID-19. Ekspansi ini, kata Jokowi, tidak untuk mengesampingkan dua titik awal lumbung pangan yang sudah dicanangkan, yakni Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
Jokowi mengingatkan bahwa penyediaan lumbung pangan nasional ini adalah agenda strategis pemerintah yang harus dilakukan. Hal itu penting guna mengantisipasi kondisi krisis pangan akibat pandemi COVID-19 yang sudah diingatkan oleh Food Agriculture Organization (FAO) terkait krisis pangan dunia.
Fokus Realiasikan Sumsel Religius
Lebih lanjut HD mengatakan tak hanya ingin membangun perekonomian dari sektor pertanian, tetapi juga menciptakan Provinsi Sumsel yang religius dengan terus menggalakkan pertumbuhan dan pengembangan rumah tahfidz di Sumsel.
"Program satu desa satu rumah tahfidz yang digalakkan terus menuai hasil yang positif. Hingga kini perkembangan rumah tahfidz di Sumsel begitu pesat. Sampai saat ini jumlah rumah tahfidz di Sumsel mencapai 2.358 rumah tahfidz," ujarnya.
Tak terbatas pada itu saja, bantuan kepada ponpes juga terus digelontorkan bagi 416 ponpes se Sumsel. Upaya ini, kata HD, tak lain untuk melahirkan banyak generasi berakhlak mulia dan berkualitas di Sumsel