Pendeta di Papua Tewas Ditembak, Pemerintah Kesulitan Investigasi

Pendeta di Papua Tewas Ditembak, Pemerintah Kesulitan Investigasi

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Kamis, 01 Okt 2020 16:55 WIB
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD memberikan arahan saat Rapat Koordinasi Kesiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020 di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (26/6/2020). Rapat yang dihadiri perwakilan dari KPU Provinsi Jawa Timur, Bawaslu Jawa Timur dan sejumlah kepala daerah kabupaten/kota tersebut membahas isu strategis dalam rangka memantapkan pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2020 dengan penerapan secara ketat protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Moch Asim/pras.
Menko Polhukam Mahfud Md (Foto: ANTARA FOTO/MOCH ASIM)
Jakarta -

Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan hingga saat ini pemerintah tidak memiliki akses untuk memeriksa jenazah Pendeta Yeremia Zanambani yang ditembak mati di Papua. Namun demikian pemerintah akan mengusut kasus itu dengan cara damai.

"Seluruh peristiwa itu dituduhkan ke TNI dan Polri seperti yang terakhir Pak Yeremia meninggal, kata mereka itu TNI yang melakukan, kata TNI bukan dan sebagainya. Sementara faktanya sampai sekarang kita tidak pernah punya akses untuk memeriksa jenazah, keluarganya nggak boleh," kata Mahfud Md saat konferensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).

Mahfud kemudian memaparkan bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyebarluaskan foto penembakan Pendeta Yeremia dan menghalangi pemerintah untuk melakukan investigasi. Mahfud juga menampik bahwa tuduhan yang diberikan kepada TNI sebagai dalang penembakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara KKB itu menyiarkan foto jenazah tentang terbunuhnya orang ini lalu dikatakan TNI yang melakukan itu tidak benar dan kadangkala kita, disesatkan oleh narasi yang dibuat secara sepihak oleh provokasi. Gambar-gambar ketika Yeremia tersungkur dan sebagainya itu mereka bisa sebarkan. Sementara, kita mau ke situ itu dihalang-halangi oleh keluarganya, oleh kelompok ini," tuturnya.

Mahfud meminta kepada Polri dan TNI untuk mengusut kasus penembakan ini secara cepat. Namun demikian, dia berharap pengusutan ini dilakukan secara damai tanpa kekerasan.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita mau memaksa lalu dikatakan tindakan kekerasan dan itu semua masih dilakukan upaya-upaya secara baik dan secara damai tanpa kekerasan. Polisi dan TNI saya minta selesaikan secara cepat tapi jangan sampai ada korban," jelasnya.

Untuk diketahui, Pendeta Yeremia Zanambani meninggal dunia usai ditembak oleh anggota KKSB di Hitadipa, Papua. TNI menyebut tindakan KKSB itu untuk mencari perhatian menjelang sidang utama PBB.

Kapen Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa, mengatakan para anggota KKSB itu telah menyebar fitnah bahwa TNI telah melakukan penembakan. Padahal faktanya, kata Suriastawa, penembakan itu dilakukan oleh KKSB.

"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan, bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah settingan mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan, bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB," kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).

Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Penembakan TNI-Pendeta di Papua:

[Gambas:Video 20detik]



(lir/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads