Pejabat hingga tokoh daerah dianggap memiliki pengaruh mengubah pola pikir masyarakat dalam pencegahan virus Corona (COVID-19). Satgas Penanganan COVID-19 berbicara soal peran mereka sebagai role model masyarakat.
"Pendekatan yang paling cocok dan kita harus lakukan adalah pendekatan yang nomor satu, mengerti dulu masyarakat di wilayah itu seperti apa. Kedua, karena Indonesia salah satu yang dikatakan, yang penting adalah role model. Role model bisa tokoh agama, tokoh masyarakat, bisa selebritas," ujar Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Turro Wongkaren dalam diskusi 'Pencegahan COVID-19: Beda Masyarakat, Beda Strategi?' yang disiarkan saluran YouTube BNPB, Kamis (1/1/2020).
Turro menyinggung, bila pejabat daerah setempat tidak memberikan contoh, katakanlah tidak menggunakan masker, itu akan dicontoh masyarakat. Turro berharap para pejabat memberikan contoh yang baik soal protokol kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau masyarakat melihat pemimpin, katakanlah pejabat dari Pemda-nya kalau rapat nggak pakai masker, mereka akan berpikir 'kayaknya nggak terlalu perlu, karena lihat saja tuh, bapak pejabat atau ibu pejabat kalau ngomong dekat-dekatan nggak pakai masker'. Ini kan bahaya," ucap Turro.
Untuk itu, pentingnya mengidentifikasi siapa orang yang dianggap berpengaruh di suatu wilayah. Selanjutnya, mereka akan diberi pendekatan soal pentingnya protokol kesehatan dan diharapkan bisa mempengaruhi masyarakat.
"Jadi yang diikuti mereka di satu tempat, belum tentu lurahnya, camatnya, atau bupatinya, bisa kiai, pemimpin gereja, pemimpin adat, di beberapa tempat ada pengusaha berpengaruh, ini yang perlu pertama kali lakukan identifikasi siapa influencer, lalu ngomong ke influencer menyatukan cara berpikir, cara berpandang, dan menanggulangi COVID," sebut Turro.
(dkp/imk)