Isu Partai Komunis Indonesia (PKI) memang kerap mencuat. Terakhir isu itu disinggung eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Dia sudah cukup sering bicara soal Partai Komunis Indonesia (PKI). Dulu, tahun 2016, dia menengarai isu PKI bisa saja diembuskan pihak tertentu untuk mengadu domba anak bangsa.
Kini, Gatot mengaku merasakan kebangkitan PKI sejak 2008. Kehebohan terbaru, Gatot menghubungkan perintahnya untuk menggelar acara nonton bareng film 'Pengkhianatan G30S/PKI' di institusi TNI tahun 2017 dengan pemecatan dirinya dari jabatan Panglima TNI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara isu PKI, Lembaga Survei SMRC lantas merilis data terkait bagaimana kepercayaan masyarakat tentang adanya isu kebangkitan PKI. Hasilnya, hanya 14 persen yang mempercayai isu tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, dalam Survei Opini Publik Nasional SMRC 'Penilaian Publik terhadap Isu Kebangkitan PKI'. Survei ini dilakukan pada 23-26 September 2020.
Total sampel 1.203 responden berusia 17 tahun ke atas, yang dipilih secara acak dari koleksi sampel survei tatap muka yang pernah dilakukan SMRC sebelumnya. Survei dilakukan via telepon. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei diawali pertanyaan apakah masyarakat pernah mendengar isu kebangkitan PKI. Hasilnya, dari total responden, hanya 36 persen yang pernah mendengarnya. Sedangkan sisanya tidak mengetahui.
"Kita mulai dengan pertanyaan tentang awareness dan persetujuan masyarakat tentang isu kebangkitan PKI, dari sisi awareness kita menemukan bahwa 36 persen warga Indonesia saat ini tahu atau pernah mendengar pendapat bahwa sekarang sedang terjadi pembangkitan PKI. 64 persen mengaku tidak tahu atau tidak pernah," kata Sirojudin.
Survei SMRC: 14 % Orang Indonesia Ketahui Kebangkitan PKI:
Kemudian dari responden yang mengetahui, ditanyakan lagi terkait kepercayaan masyarakat terhadap isu tersebut. Hasilnya, 38,7 persen percaya atau sebesar 14 persen dari total keseluruhan responden.
"Di antara yang tahu 36 persen ini, kita juga tanya apakah setuju atau tidak setuju pendapat tersebut, dan kita menemukan yang setuju itu ada 38,7 persen dari 36 persen tadi atau jumlahnya 14 persen dari populasi, jadi artinya total populasi Indonesia yang tahu atau mengatakan setuju bahwa saat ini sedang ada kebangkitan PKI di Indonesia itu ada 14 persen," ujar Sirojudin.
Sirojudin mengatakan, dari 14 persen itu, jika dikelompokkan sesuai demografi masyarakat, mayoritas adalah beragama Islam dan beretnis Minang.
"Awareness tentang isu kebangkitan PKI lebih tinggi pada kelompok beragama Islam dan beretnis Minang. Sementara tingkat kesetujuan terhadap isu tersebut lebih tinggi di kelompok beragama Islam dan beretnis Betawi dan Minang," ujarnya.
Lebih lanjut, SMRC lalu mengelompokkan responden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Mayoritas responden yang percaya dengan isu bangkitnya PKI adalah pemilih Prabowo Subianto, yakni 56 persen. Sedangkan pemilih Jokowi yang percaya dengan isu PKI adalah 29 persen.
"Awareness dan tingkat kesetujuan terhadap isu kebangkitan PKI di kelompok pemilih Prabowo-Sandi lebih tinggi dibanding pemilih Jokowi-MA," tutur Sirojudin.
Baca juga: Tujuan Film G30S/PKI Dibuat: Propaganda Orba |
Sedangkan jika dikategorikan menurut pemilihan partai, Sirojudin menyebut tingkat kepedulian terhadap isu PKI tertinggi adalah pemilih PKS. Namun yang paling banyak menyetujui terhadap isu PKI adalah pemilih Partai NasDem, kemudian disusul PKS dan Gerindra.
"Awareness terhadap isu kebangkitan PKI relatif lebih tinggi di kelompok pemilih PKS. Di antara yang aware, tingkat kesetujuan terhadap isu tersebut lebih tinggi di kelompok pemilih NasDem," tutur Sirojudin.