Pemprov DKI Jakarta tengah menyusun instruksi gubernur (ingub) untuk menyiapkan lokasi pengungsian banjir menjadi dua kali lipat. Sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta sumbang saran.
Kapusdatin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta M Insaf mengungkapkan tempat pengungsian ditambah menjadi dua kali lipat itu untuk mencegah penularan virus Corona (COVID-19).
"Penanganan musibah banjir perlu siasat berbeda. Karena di tempat pengungsian sangat berpotensi terjadi penyebaran penyakit, sehingga protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 juga akan diterapkan di tempat pengungsian," kata Insaf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insaf menerangkan, warga nantinya akan diminta menjaga jarak ketika berada di pengungsian. Selain itu, kata dia, pengungsi akan diminta selalu menggunakan masker ketika berada di pengungsian.
Atas rencana itu, beberapa anggota Dewan memberikan evaluasi kepada Pemprov DKI Jakarta. Mereka menekankan agar protokol kesehatan diprioritaskan agar tidak melahirkan klaster baru di lokasi pengungsian.
Berikut ini catatan Dewan soal Rencana Ingub pengungsian banjir Jakarta saat pandemi:
PAN Tagih SOP Banjir
Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta menagih standard operating procedure (SOP) untuk penanganan banjir di Ibu Kota.
"Seingat saya, tanggal 6 Agustus 2020, dalam sebuah rapim Pak Anies menyatakan kita belum punya standard operating procedure (SOP) penanganan banjir. Mudah-mudahan sekarang sudah ada ya, kan sudah hampir 2 bulan," kata Sekretaris F-PAN DKI Jakarta Oman Rahman Rakinda kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).
Menurut Oman, perlu perluasan tempat pengungsian banjir pada saat pandemi Corona. Dia menyebut protokol kesehatan harus diterapkan di tempat pengungsian.
"Di situasi pandemi lokasi pengungsian harus disiapkan dua kali lipat karena di lokasi pengungsian tetap harus laksanakan protokol kesehatan. Pakai masker dan jaga jarak inilah yang menyebabkan kebutuhan lokasi pengungsian jadi 2 kali lipat," katanya.
Selain itu, Oman meminta Pemprov DKI mengambil langkah mitigasi secara cermat. Dengan mitigasi itu, Oman berharap tak ada klaster penularan Corona di pengungsian.
NasDem: Pengungsian Jangan Jadi Klaster Baru Corona
NasDem mengusulkan gedung sekolah bisa menjadi alternatif tempat pengungsian. Wakil Ketua Fraksi NasDem DKI Nova Harivan Paloh mengatakan saat pandemi Corona ini kegiatan belajar tatap muka masih belum boleh dilakukan di Jakarta.
Oleh karena itu, jika bencana banjir melanda Jakarta, sekolah menjadi tempat yang bagus untuk memperbanyak tempat pengungsian.
"Kalau memang yang ada di sekeliling kita ini kan biasanya di balai-balai rakyat jadi tempat penampungan. Mungkin di sekolah-sekolah, kan sekarang sekolah lagi belajar dari rumah. Lokasi-lokasi itu bisa jadi alternatif," kata Nova kepada wartawan, Selasa (29/9/2020).
Tidak hanya menentukan tempat, Pemprov DKI juga diminta segera menyiapkan protokol kesehatan untuk setiap tempat pengungsian.
Nova mengatakan langkah untuk memperbanyak tempat yang akan digunakan sebagai lokasi pengungsian banjir harus segera direalisasi.
Dia tak mau nantinya di satu tempat pengungsian masyarakat yang mengungsi tak teratur. Menurutnya, kerumunan di lokasi pengungsian dapat menimbulkan klaster baru Corona.
Nova juga menyarankan Pemprov DKI memperhatikan penerapan 3M ketika di pengungsian masyarakat korban banjir. Selain itu, fasilitas kesehatan dan asupan makanan baik dan vitamin bagi warga yang ngungsi menjadi penting untuk terpenuhi agar imunitas tubuh warga tetap terjaga.
Golkar: Belum Ada Upaya Masif Tangani Banjir
Golkar DKI mengingatkan kondisi penularan Corona di Jakarta yang masih sangat tinggi bisa berpotensi terjadi penularan di tempat pengungsian.
"Yang jadi masalah memang dalam kondisi COVID masih tinggi, kalau terjadi pengungsian, maka akan terjadi potensi penularan COVID di tempat pengungsian," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Basri Baco kepada wartawan, Selasa (29/9/2020).
Basri mengatakan jika nantinya terjadi pengungsian ketika banjir melanda Jakarta, maka protokol kesehatan yang sangat ketat perlu menjadi perhatian. Pemprov DKI, kata dia, harus memilih tempat yang luas agar tak terjadi kerumunan sesama pengungsi.