Lift anggota DPR di gedung Nusantara I, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, sempat terbakar hebat saat direnovasi. Pimpinan DPR menyoroti kinerja kontraktor yang melakukan proyek peremajaan lift di gedung DPR itu.
"Itu kan dalam rangka renovasi lift, ngelas-ngelas. Rupanya ngelas-ngelas itu kabelnya keleleran, kebakaran," ujar Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).
Kontraktor peremajaan lift gedung DPR tersebut, PT Angkasa Pura Solusi (APS), sudah menjelaskan penyebab terjadinya kebakaran hebat di lift gedung Nusantara I, tempat para anggota DPR berkantor. Api muncul akibat percikan api alat las mengenai tumpukan sampah kabel yang sudah lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ceroboh sih itu," tutur Dasco.
Meski begitu, DPR tetap melanjutkan proyek renovasi. Dasco mengatakan renovasi juga termasuk memeriksa kabel-kabel yang sempat tercecer sehingga menumpuk di lokasi-lokasi tak terduga.
"Tapi karena memang sedang dalam renovasi, sekalian semua kabel juga digantiin," jelas Dasco.
![]() |
Sebelumnya diberitakan, alarm kebakaran meraung-raung di gedung Nusantara I, kompleks MPR/DPR, Selasa (29/9) siang. Kepulan asap muncul mengepung di depan lift khusus anggota DPR. Asap muncul dengan bau karet terbakar.
Asap itu muncul lantaran lift di gedung Nusantara I DPR terbakar hebat. PT Angkasa Pura Solusi (APS) selaku kontraktor proyek lift di gedung Nusantara I DPR menjelaskan awal mula munculnya kepulan asap.
"(Kepulan asap) terjadi pada pukul 10.20 WIB, saat pemotongan separator beam pada lantai 8, di mana percikan api tersebut jatuh ke dasar, sebelah pit lift tersebut terdapat tumpukan sampah kabel yang sudah lama. Hal tersebut tidak kami prediksi dan mengakibatkan terjadinya kepulan asap," kata Project Manager PT APS, Teuku Agam Saifudin, di kompleks DPR, Senayan, Jakarta.
Agam menyebut sampah kabel yang menimbulkan kepulan asap bukan material proyek lift. Menurutnya, sampah kabel itu sudah lama berada di lokasi.
"Itu adalah sampah, di antara pit 5 itu ada ruangan sekitar 0,5x2,6 meter itu ada tumpukan sisa sampah lama yang berupa kabel, berupa bekas kabel. Artinya, dari itu sudah lama, material tersebut sudah berada lama di situ," terang Agam.
Agam pun memastikan pihaknya akan melakukan evaluasi. PT APS juga meminta maaf kepada pihak DPR atas kemunculan asap tersebut.
(elz/tor)