Ada hal menarik dari kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani COVID-19 di Indonesia. Jokowi kerap memberikan batasan waktu dua minggu bagi jajarannya untuk menyelesaikan suatu masalah.
Jokowi dalam berbagai kesempatan memang selalu mewanti-wanti para menterinya untuk bekerja lebih keras dan ekstra-luar biasa. Dia juga meminta jajarannya untuk mempunyai senses of crisis.
"Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini," kata Jokowi dalam pernyataan yang disampaikan BPMI Setpres pada Rabu (8/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membuat permen (peraturan menteri) yang biasanya mungkin 2 minggu ya sehari selesai, membuat PP (peraturan pemerintah) yang biasanya sebulan ya 2 hari selesai, itu loh yang saya inginkan," sambung Jokowi.
Jokowi mendorong jajarannya untuk tidak hanya bekerja dengan menggunakan cara-cara yang biasa. Dia meminta ada terobosan.
"Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana. Dari cara yang SOP (standard operating procedure) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang smart shortcut. Gimana caranya? Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," jelasnya.
Keinginan Jokowi agar jajarannya untuk bekerja ekstra-luar biasa itu kemudian terlihat dalam beragam perintah penanganan COVID-19. Jokowi sering memberikan target dua minggu bagi jajarannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Berikut ini perintah-perintah 2 minggu ala Jokowi selama pandemi COVID-19 di RI:
1. Jokowi Minta Pengendalian COVID-19 di Jatim Selama 2 Minggu
Saat memberikan pengarahan terkait penanganan COVID-19 di Surabaya, Jokowi mengingatkan kasus COVID-19 di Jatim tertinggi di Indonesia. Dia pun memerintahkan agar pengendalian COVID-19 dilakukan selama dua pekan.
"Angka positif yang terkena COVID di Jawa Timur ini 183. Ini kemarin ya. Ini terbanyak di Indonesia. Hati-hati, ini terbanyak di Indonesia," kata Jokowi dalam pengarahan terkait penanganan COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/6).
Pengarahan dari Jokowi disiarkan langsung oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden. Angka 183 yang disebut Jokowi adalah angka kasus baru COVID-19 di Jawa Timur. Namun ada optimisme dari Jawa Timur. Jokowi menyampaikan data itu berdasarkan keterangan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
"Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita, angka kesembuhannya juga berada di posisi yang lumayan yaitu 31%," kata Jokowi.
2. Jokowi Minta Fokus Kampanye Penggunaan Masker Selama 2 Minggu
Pada Agustus lalu, Jokowi meminta jajarannya untuk fokus kampanye penerapan protokol kesehatan. Jokowi ingin kampanye terfokus pada 1 protokol kesehatan setiap 2 minggunya.
"Saya ingin yang namanya protokol kesehatan, perubahan perilaku di masyarakat dan betul-betul menjadi perhatian kita. Saya ingin fokus aja, seperti yang saya sampaikan yang lalu mungkin dalam dua minggu ini kita fokus kampanye pakai masker," kata Jokowi saat membuka 'Rapat Terbatas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional' yang disiarkan Sekretariat Presiden, Senin (3/8).
"Nanti Minggu 2 minggu berikut kampanye jaga jarak atau cuci tangan misalnya. 2 minggu berikut tadi tidak dicampur langsung urusan jaga jarak, urusan tidak berkerumun, pakai masker," imbuhnya.
Jokowi tak ingin kampanye protokol kesehatan dilakukan secara bersamaan. Dia ingin kampanye terfokus.
"Kalau barengan itu mungkin untuk menengah atas bisa ditangkap secara cepat tapi yang di bawah ini, yang menurut saya memerlukan satu per satu," ujarnya.