MAKI Balas Rachland Nashidik: Apa Hubungan PD-Jaksa Agung, Kok Dibela?

MAKI Balas Rachland Nashidik: Apa Hubungan PD-Jaksa Agung, Kok Dibela?

Mochamad Zhacky - detikNews
Kamis, 24 Sep 2020 07:17 WIB
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendatangi gedung KPK. Kedatangannya untuk beri bukti tambahan terkait pelanggaran kode etik Ketua KPK, Firli Bahuri.
Foto: Koordinator MAKI Boyamin Saiman (Ari Saputra)
Jakarta -

Elite Partai Demokrat (PD) Rachland Nashidik menuding Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menyerang Jaksa Agung ST Burhanuddin terkait kasus Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra. Maki membalas tudingan tersebut dengan mempertanyakan hubungan PD dengan Jaksa Agung.

"Satu hal yang berbeda justru saya balik bertanya, apakah ini yang terkait dengan jaksa agung ini malah ada hubungannya dengan Partai Demokrat malahan, kok dibela Partai Demokrat? Karena saya belum pernah menyebut jaksa agung terlibat dengan Djoko Tjandra, belum pernah, atau (jaksa agung) terkait (dengan kasus Djoko Tjandra), belum pernah," kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman kepada wartawan, Rabu (23/9/2020).

"Jadi ini, apakah jaksa agung ini dari Partai Demokrat, sehingga harus dibela oleh Partai Demokrat? Gambaran saya sesederhana itu," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rachland diketahui menilai serangan MAKI kepada Jaksa Agung dalam kasus Djoko Tjandra memunculkan kesan adanya gesekan di tingkat elite politik. Boyamin mengaku tidak mempersoalkannya.

"Saya menghargai pendapatnya Rachland Nashidik, ikut meramaikan dunia persilatan berkaitan dengan Djoko Tjandra ini. Terus terang saya merasa senang, karena apapun kontroversi atau tidak itu bagi saya no problem saja, perbedaan pendapat, sama juga saya menghormati. Dan soal, katakanlah tanda kutip, tudingan ke saya itu bermain politis terkait dengan gesekan tingkat elite politik, ya monggo aja, nggak apa-apa," tutur Boyamin.

ADVERTISEMENT

Namun, Boyamin mengingatkan bahwa MAKI tidak pernah menyebut Jaksa Agung diduga terlibat dalam kasus Djoko Tjandra. Yang MAKI ungkapkan, sebut dia, yakni terkait 'king maker'.

Boyamin pun menyarankan Rachland agar melaporkan kepada penegak hukum jika memiliki bukti-bukti terkait kasus Djoko Tjandra. Namun, dia memberi usul agar Rachland melaporkannya ke KPK.

"Saya selalu dalam koridor. Itu adalah yang kaitannya adalah king maker. Terus inisial 5 orang itu ada T, ada DK, ada HA, ada BR, ada S, itu. Terus juga poin berikutnya tentang bapakku dan bapakmu. Justru saya malah... apakah Pak Rachland Nashidik malah punya data atau bukti bahwa yang terkait Djoko Tjandra itu adalah Jaksa Agung, karena saya belum punya berkaitan dengan bukti bahwa jaksa agung ini terkait dengan Djoko Tjandra," papar Boyamin.

"Mudah-mudahan Rachland nanti bersedia ke KPK atau ke Kejaksaan Agung atau kepolisian. Kalau sekarang ke KPK aja lah untuk memberikan bukti kalau memang Djoko Tjandra ini terkait dengan Jaksa Agung," sambung dia.

Lebih lanjut, Boyamin menyinggung soal bukti-bukti kasus Djoko Tjandra yang didapat MAKI. Boyamin menyebut MAKI merasa memiliki tanggung jawab kepada publik atas bukti-bukti tersebut.

"Masukan dari masyarakat yang saya dapatkan itu kan ndak mungkin saya pendam, malah ndak bisa membantu membuka perkara ini, maka saya serahkan kepada KPK. Dan untuk pertanggungjawaban ke publik maka MAKI memberitahukan kepada teman-teman media sebagian kecil dari... seperti pembicaraan antara oknum jaksa PSN dengan lawyer ADK, dan itu selembar itu saja kan yang saya beri tahukan ke teman-teman, dan itu konteksnya hanya menyebut king maker, ndak nyebut siapa-siapa, dan itu kewajiban KPK, tugasnya KPK untuk mendalami itu," terang Boyamin.

Diberitakan sebelumnya, elite Partai Demokrat menyoroti kasus yang melibatkan Djoko Tjandra. Partai Demokrat menganggap serangan MAKI kepada Jaksa Agung dalam kasus Djoko Tjandra memunculkan kesan adanya gesekan di tingkat elite politik.

"Serangan MAKI pada Jaksa Agung, yang melampirkan bocoran cetak komunikasi antar pihak-pihak tertentu yang disangka terlibat, menguatkan kesan adanya gesekan di tingkat elit itu. Bagaimana bisa mereka mendapat cetak komunikasi yang bagi warga negara biasa terbilang mustahil, bahkan terlarang?" ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Rachland Nashidik, dalam keterangan tertulis, Rabu (23/9).

Halaman 2 dari 2
(zak/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads