Satgas COVID-19 Jelaskan Penyebab Beda Data Kematian di Kemenkes dan RS Online

Satgas COVID-19 Jelaskan Penyebab Beda Data Kematian di Kemenkes dan RS Online

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 18 Sep 2020 17:36 WIB
dr Reisa Broto Asrmoro
dr Reisa Broto Asrmoro (Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, menjelaskan soal perbedaan data kematian di Kemenkes dan rumah sakit online. Reisa menyebut perbedaan itu terjadi lantaran di RS online belum bisa dipastikan pasien meninggal karena COVID-19.

"Kami telah mengonfirmasikan kepada Kementerian Kesehatan RI bahwa data kematian yang ada dari RS online belum pasti COVID-19. Sedangkan data kematian yang dikeluarkan Pusdatin Kemenkes atau all record data sudah terkonfirmasi positif COVID-19," kata Reisa, Jumat (18/9/2020).

Pernyataan Reisa ini menjawab pertanyaan awak media soal perbedaan data di Kemenkes dan RS online soal data kematian. Reisa memastikan data yang berada di rumah sakit masih perlu pembuktian melalui laboratorium.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu, data yang di rumah sakit masih perlu pembuktian melalui laboratorium, maka bisa disimpulkan data yang ada di rumah sakit online belum semua terkonfirmasi hasil lab," jelas dia.

Dalam jumpa pers itu Reisa juga memaparkan data Corona per hari ini. Reisa menyebut jumlah kasus aktif Corona di RI sebanyak 56.409.

ADVERTISEMENT

"Ini artinya, yang saat ini sedang dirawat kurang dari sepertiga total kasus," kata Reisa.

Reisa menuturkan angka kesembuhan pasien Corona di Indonesia juga berangsur membaik. Berdasarkan data tingkat kesembuhannya berkisar di angka 71 persen.

"Saat ini angka kesembuhan kita semakin baik. Recovery rate di kisaran 71 persen, yang artinya 7 dari 10 orang yang terpapar COVID-19 telah sehat dan produktif kembali," terang Reisa.

(idn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads