Wali Kota Bogor Bima Arya memerintahkan kepada seluruh aparatur wilayah untuk all out dalam mengingatkan disiplin warga tentang protokol kesehatan. Selain itu, aparatur juga diminta memastikan kebijakan PSBMK (Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas) berjalan di lapangan.
"Selama dua minggu ke depan semua harus all out habis-habisan untuk gencarkan tiga hal, yaitu pembatasan aktivitas warga di zona merah, penguatan edukasi dan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan, selain 3 M ditambah satu lagi yakni mandi. Pulang ke rumah langsung bebersih," kata Bima dalam keterangan tertulis, Kamis (17/9/2020).
Menurut Bima instruksi yang disampaikannya tidak terlepas dari meningkatnya penularan COVID-19 dari klaster keluarga di Kota Bogor yang menempati urutan pertama dan menjadi sesuatu yang mengerikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke depan untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak diperbolehkan isolasi mandiri di rumah. Sebab, akan menularkan anggota keluarga lainnya sehingga menjadi klaster keluarga dan bisa menularkan di lingkungan sekitarnya. "Mereka (OTG) akan dibawa ke Lido BNN atau tempat khusus isolasi OTG," katanya.
Ia menuturkan di beberapa daerah rumah sakit mulai tidak mampu menampung pasien COVID-19. Untuk itu, di Kota Bogor harus terus pantau tingkat okupansinya. Sejauh ini tingkat okupansi mencapai 54 persen.
"Masih aman tapi bergerak naik, yang mengkhawatirkan jika sudah 90 persen ke atas. Pemerintah pusat meminta agar Pemkot Bogor menyediakan satu hotel agar tingkat hunian di rumah sakit tetap dalam taraf aman. Jadi, rumah sakit akan dikhususkan untuk merawat pasien yang sedang dan berat saja," ungkap Bima.
Sementara untuk data kasus penyebaran, Bima juga meminta agar lebih ditingkatkan, disinkronkan dan selalu terbarukan. Pasalnya, data ini penting untuk menentukan treatment yang diberikan di wilayah.
(ega/ega)