Polisi sedang mendalami laporan dugaan pengeroyokan yang melibatkan putra Bupati Jeneponto inisal IT di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dugaan pengeroyokan ini bermula dari tendangan di lift sebuah mal di Jalan Metro Tanjung Bunga, Mariso, Makassar.
Kapolsek Mariso Kompol Ahmad Yulias mengatakan, korban dan kelompok putra bupati sama-sama sempat diamankan pada hari kejadian, Kamis (10/9) dini hari. Saat di kantor polisi, putra Bupati mengaku pengeroyokan itu dilakukan karena ia berusaha membela seorang rekannya yang ditendang oleh korban.
"Karena pengakuannya yang diduga keluarga bupati, katanya ditendang temannya di lift sama yang diduga korban penganiyaan ini," beber Kompol Ahmad saat dimintai konfirmasi, Senin (14/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, insiden tendangan dalam lift tersebut berakhir dengan dugaan pengeroyokan di area parkiran mal. Saat itulah tim Sabhara Polda Sulawesi Selatan datang ke lokasi lalu membawa kelompok korban dan putra bupati bersama rekan-rekannya ke Polsek Mariso.
Kompol Ahmad sendiri mengaku telah meminta korban untuk melakukan visum dan membuat laporan polisi. Namun, korban menolak dan memilih pulang ke rumah, begitu pun dengan putra bupati bersama rekannya.
"Korban ndag mau dibuatkan laporan, ndag mau dibuatkan visum. Tahu-tahunya besoknya buat laporan di Polrestabes Makassar," beber Kompol Ahmad.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Agus Khairul menyebut pihaknya sedang menangani laporan dugaan pengeroyokan tersebut.
"Sementara kita tindak lanjuti laporannya. Terlapor anak Bupati Jeneponto," kata Agus kepada wartawan, Minggu (13/9).
Korban diketahui masing-masing bernama Herman, Ilham, dan Alam, berstatus mahasiswa salah satu kampus swasta di Makassar. Mereka dilaporkan mengalami luka lebam atau bengkak di sejumlah bagian tubuhnya, seperti pada wajah, tangan, dan dada akibat ditendang.
"Nanti kita akan periksa para korban, termasuk melakukan visum," sambung Kompol Agus.