Merasa Dilecehkan Calon PKS, Calon PDIP: Walkot Depok Terbahak-bahak

Merasa Dilecehkan Calon PKS, Calon PDIP: Walkot Depok Terbahak-bahak

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 11 Sep 2020 15:34 WIB
Pradi-Afifah daftar Pilwalkot Depok 2020 (Wilda Hayatun Nufus).
Pradi-Afifah saat mendaftar Pilwalkot Depok 2020. (Wilda Hayatun Nufus/detikcom)
Jakarta -

Calon Wakil Wali Kota Depok dari PDIP, Afifah Alia, marah karena merasa dilecehkan pesaingnya, calon wawalkot Imam Budi Hartono, dengan ajakan 'sekamar saja' saat pemeriksaan tes kesehatan di RS Bandung. Menurut Afifah, petahana M Idris, yang melihat kejadian itu, malah terpingkal-pingkal.

"'Sekamar sama saya saja, Bu Afifah', lalu cengengesan. Di sana ada Pak Idris, yang notabene adalah Wali Kota Depok yang sedang mencalonkan diri kembali dalam pilkada, tertawa terbahak-bahak sambil tangannya menunjuk Pak Imam Budi. Mungkin mereka merasa ini adalah hal yang lucu," kata Afifah dalam keterangan resminya, Jumat (11/9/2020).

Afifah menyayangkan sikap Idris dan Imam dalam pengakuannya ini. Afifah merasa Idris dan Imam terbiasa memandang rendah perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka adalah patriarki yang tidak menganggap keberadaan perempuan bisa dalam posisi yang sama sebagai manusia. Sebagai satu-satunya kandidat perempuan dalam Pilkada Depok, saya paham betul tantangan yang saya hadapi," kata Afifah.

Afifah menyatakan belum pernah ada kandidat perempuan di Pilkada Kota Depok sebelumnya. Afifah mengaku dulu di-bully karena tampilan wajah, ber-makeup dan tidak ber-makeup, dan kini dilecehkan karena dirinya perempuan.

ADVERTISEMENT

"Saya mengenakan pakaian sopan, menutup aurat, berjilbab. Namun masih saja mendapatkan lontaran 'sekamar sama saya saja, Bu Afifah', bahkan dari Pak Idris saya juga mendapatkan cibiran 'kayak artis', yang entah apa maksudnya," ucap Afifah.

Afifah menyinggung penampilan Idris dan Imam yang, menurutnya, berbanding terbalik dengan sikap. Menurut Afifah, ini persis seperti wajah Depok saat ini dalam hal kekerasan terhadap perempuan.

"Kita ketahui, Pak Idris dan Pak Imam selalu berpenampilan alim, tapi sungguh saya tidak menyangka penampilan luarnya tidak mencerminkan perilakunya. Ini seperti wajah Kota Depok, di mana kekerasan terhadap perempuan dan anak banyak terjadi, namun di sisi lain pemerintah kota gembar-gembor bahwa kota ini baik-baik saja!" kata Afifah.

"Imam Budi Hartono, tiga periode sebagai DPRD provinsi, calon wakil wali kota, merendahkan saya yang seorang perempuan sebagai lawannya. Bukan adu program, tapi pelecehan!" sembur Afifah.

Imam Budi Hartono angkat bicara soal dugaan pelecehan terhadap Afifah. Imam mengaku tidak mengajak Afifah cawalkot Depok untuk sekamar dengannya, tapi cucunya.

"Itu untuk mencairkan suasana agar menghilangkan kekakuan komunikasi sesama paslon, dan yang saya maksud Afifa itu panggilan cucu saya, bukan beliau," kata Imam Budi Hartono terpisah.

Versi Imam Budi Hartono, saat itu dia dan Afifah duduk agak berjarak. Dia menyebut Afifah mungkin tak mendengar kalimat yang dia ucapkan sepenuhnya.

"Karena jarak duduk kita berempat berjarak, mungkin nggak kedengar lanjutan ucapan kalimat saya yang menyebut nama cucu, Afifah itu artinya kesederhanaan," kata Imam.

(gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads