17 Santriwati di Polman Positif Corona, Gejalanya Hilang Fungsi Penciuman

17 Santriwati di Polman Positif Corona, Gejalanya Hilang Fungsi Penciuman

Abdy Febriady - detikNews
Kamis, 10 Sep 2020 15:49 WIB
17 santriwati Ponpes Salafiyah Parappe di Polewali Mandar, Sulbar, diketahui terkonfirmasi COVID-19 (Abdy Febriady/detikcom)
Santriwati Ponpes Salafiyah Parappe di Polewali Mandar, Sulbar (Abdy Febriady/detikcom)
Polewali Mandar -

Sedikitnya 17 santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Parappe di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), diketahui terkonfirmasi COVID-19. Santriwati tersebut saat ini dirawat di Rumah Sakit Pratama Wonomulyo.

Kasus COVID-19 di ponpes ini terungkap ketika pihak puskesmas menerima laporan ada sejumlah santri yang mengaku kehilangan fungsi indra penciuman.

"Yang pertama, kami dapat informasi dari dokter yang menangani santri, menginformasikan bahwa ada anak santri yang sudah tidak terasa penciumannya," kata Kepala UPTD Puskesmas Campalagian, Hj Ramlah, saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis (10/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbekal laporan tersebut, pihak puskesmas langsung melakukan koordinasi dengan pihak ponpes untuk melakukan swab terhadap santriwati tersebut. Swab pertama dilakukan pada Jumat (4/9) lalu.

17 santriwati Ponpes Salafiyah Parappe di Polewali Mandar, Sulbar, diketahui terkonfirmasi COVID-19 (Abdy Febriady/detikcom)Foto: Abdy Febriady/detikcom

"Hari itu kami langsung turun untuk melaksanakan kegiatan swab. Awalnya ada enam santri yang dikarantina, namun hanya lima orang yang di-swab karena alat kami kurang. Tiga hari ke depan, hasilnya keluar, ada empat santriwati yang dinyatakan positif," ungkap Ramlah.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, pada Sabtu (5/9) belasan santriwati di-swab sebagai penelusuran kontak dari santri yang telah dinyatakan positif COVID-19.

"Swab kedua dilaksanakan, ada tambahan yang kontak erat dengan santri pertama dengan gejala yang sama, itu kami swab lebih 10 orang hari Sabtu itu, hasilnya pada saat itu bertambah lagi 11, dan hari ini (Kamis), ada 2 orang positif, satu klaster, total per hari ini ada 17 santriwati yang positif," terang mantan kepala UPTD Puskesmas Katumbangan itu.

Sementara itu, salah seorang pengurus Ponpes Salafiyah Parappe Busra mengaku belum mengetahui asal sumber virus yang menulari belasan santriwatinya. Menurut dia, protokol ketat telah diberlakukan setelah ponpes kembali dibuka untuk melangsungkan proses pembelajaran di masa pandemi.

17 santriwati Ponpes Salafiyah Parappe di Polewali Mandar, Sulbar, diketahui terkonfirmasi COVID-19 (Abdy Febriady/detikcom)Ponpes Salafiyah Parappe di Polewali Mandar (Abdy Febriady/detikcom)

"Untuk sementara kami belum tahu sumber awalnya dari mana. Prosedur awal sebelum terjadinya kasus ini, kami cukup ketat melakukan protokol kesehatan, kunjungan santri sangat kami batasi, bahkan kiriman pun kami larang untuk masuk ke dalam," beber Busra.

"Beberapa maklumat sebelumnya sudah kami bagikan melalui grup wali santri, sejak bulan tujuh (Juli) wali santri dilarang berkunjung ke ponpes. Pertama kali masuk ke sini, melalui bantuan pemda seluruh santri diwajibkan rapid test ke pondok kita. Ada juga yang kami fasilitasi melakukan rapid test di RS, bahkan santri yang berasal dari luar daerah, kami karantina dulu selama 14 hari, sebelum kami ijinkan membaur bersama santri lainnya," sambungnya.

Terkait hal ini, Busra meminta warga, khususnya terhadap para wali santri, tidak panik. Dia memastikan santri, baik yang berada di ponpes maupun yang terkonfirmasi COVID-19, dalam kondisi baik-baik saja.

"Kami berharap, masyarakat di luar tidak usah panik, kepada wali santri, alhamdulillah anak-anak kami di sini kondisinya baik-baik saja. Alhamdulillah, keadaan keadaan santri yang positif baik-baik saja, kami selalu mengontrol santri tersebut melalui video call. Secara umum kondisi santri sehat sehat saja, alhamdulillah sehat-sehat saja. tidak ada keluhan," ujarnya.

Untuk mengantisipasi penularan virus, pemerintah setempat langsung melakukan penyemprotan cairan disinfektan, pada seluruh area ponpes. Permukiman warga yang berada di sekitar ponpes juga disemprot dengan mengerahkan armada mobil pemadam kebakaran. Untuk sementara waktu, Ponpes Salafiyah Parappe memberlakukan lockdown lokal.

(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads