Grafik Mengkhawatirkan Ini yang Bikin PSBB Ketat DKI Diberlakukan Lagi

Round-Up

Grafik Mengkhawatirkan Ini yang Bikin PSBB Ketat DKI Diberlakukan Lagi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 10 Sep 2020 06:01 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Facebook Pemprov DKI Jakarta)
Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Facebook Pemprov DKI Jakarta)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memilih untuk menarik rem darurat dan mengembalikan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Anies bersandar pada data-data yang menunjukkan kondisi virus Corona di Jakarta mengkhawatirkan.

"Dari 3 data ini, angka kematian, keterpakaian tempat tidur isolasi, keterpakaian ICU khusus COVID, menunjukkan bahwa situasi wabah di Jakarta ada dalam kondisi darurat," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Awalnya, Anies mengatakan tengah terjadi tren kenaikan kasus COVID-19 di Jakarta. Dari data yang dipaparkan Anies, jumlah kasus aktif di DKI Jakarta semakin meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 31 Juli, jumlah kasus aktif di DKI Jakarta sebanyak 7.157 kasus. Kemudian pada 31 Agustus terdapat 8.569 kasus, dan pada 9 September terdapat 11.245 kasus.

ADVERTISEMENT
Pemaparan Gubernur Anies Baswedan soal peningkatan jumlah kasus Corona di Jakarta.Pemaparan Gubernur Anies Baswedan soal peningkatan jumlah kasus Corona di Jakarta. Foto: (dok. Pemprov DKI Jakarta)

Anies pun menyoroti soal peningkatan angka pemakaman dengan protokol tetap (protap) COVID-19. Jika dilihat dalam garfik, angka tren pemakaman dengan protap virus corona sempat memiliki tren menurun. Namun, pada Pertangahan Juli, tren grafik kembali naik.

Puncaknya, dilihat dari situs resmi milik Pemprov DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id, pemakaman dengan protap COVID terjadi pada 5 September dengan 66 pemakaman.

Pemaparan Gubernur Anies Baswedan soal meningkatnya jumlah pemakaman dengan protap COVID.Pemaparan Gubernur Anies Baswedan soal meningkatnya jumlah pemakaman dengan protap COVID. Foto: (dok. Pemprov DKI Jakarta)

Anies pun memberikan pemaparan soal ketersediaan ruang isolasi. Anies memberikan perkiraan ruang isolasi akan penuh dalam satu bulan terakhir.

Pada 17 September, ruang isolasi yang ada, sebanyak 4.053 akan terisi penuh.

Jumlah pasien akan mencapai 4.807 orang pada 6 Oktober 2020, padahal pengembangan ruang isolasi baru bisa terpenuhi sebanyak 4.807 ruangan pada 8 Oktober.

Pemaparan Gubernur Anies Baswedan soal ketersediaan ruang isolasi.Pemaparan Gubernur Anies Baswedan soal ketersediaan ruang isolasi. Foto: (dok. Pemprov DKI Jakarta)

Kondisi serupa terjadi pada keterpakaian ruang ICU khusus pasien COVID-19. Dia memprediksi pada tengah bulan nanti ruang ICU untuk pasien COVID-19 akan penuh.

"Situasi (kapasitas ICU di Jakarta) tidak lebih baik. Kapasitas ICU kita ada 528 tempat tidur. Bila tren naik terus, 15 September akan penuh. Kita tingkatkan 20%, dan itu akan mulai penuh 25 September," ujar dia.

Pemaparan Gubernur Anies Baswedan soal ketersediaan ruang ICUPemaparan Gubernur Anies Baswedan soal ketersediaan ruang ICU Foto: (dok. Pemprov DKI Jakarta)

Anies memutuskan menarik rem darurat di Ibu Kota terkait penularan Corona. PSBB bakal berlaku seperti saat pertama kali diterapkan.

"Maka dengan melihat kedaruratan ini, maka tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta kecuali menarik rem darurat sesegera mungkin," katanya.

(aik/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads