Dampak pandemi Corona atau COVID-19 di Sumatera Utara mempengaruhi banyak sektor. Jumlah wisatawan asing yang datang ke Sumut anjlok hingga angka kemiskinan meningkat. Pemprov Sumut pun melakukan berbagai cara agar dampak penyebaran Corona tak makin meluas.
Virus Corona pertama kali terdeteksi masuk Sumut pada Maret 2020. Ada sejumlah pasien dalam pengawasan (PDP) Corona yang dirawat di RS Adam Malik Medan saat itu. Sementara, kasus positif Corona pertama diketahui usai pemerintah mengumumkan ada 1 orang pasien positif Corona meninggal pada 18 Maret 2020.
Sejak saat itu, pemerintah menggencarkan pelacakan dan pemeriksaan sampel. Hingga Rabu (2/9/2020), ada 43.790 sampel yang telah diuji. 7.124 orang di antaranya dinyatakan positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konfirmasi 7.124 orang, meninggal 321 orang, sembuh 4.170 orang," ujar Jubir Satgas COVID-19 Sumut, Mayor Kes Whiko Irwan.
Meningkatnya kasus positif Corona juga membuat Pemprov Sumut mengambil sejumlah kebijakan mulai dari melarang aktivitas belajar mengajar secara tatap muka hingga menyiapkan dana Rp 1,5 triliun untuk menangani dampak Corona. Rp 500 miliar sudah disalurkan pada bantuan tahap pertama.
Berikut perjalanan penyebaran virus Corona dalam kurun sekitar 6 bulan di Sumut dan dampak-dampaknya:
Kasus Positif Corona Pertama Terdeteksi di Sumut
Saat itu, ada satu orang PDP Corona di RS Adam Malik Medan yang meninggal. Pemerintah kemudian menyebut ada satu pasien positif Corona di Sumut yang meninggal.
"DKI ada 12 yang meninggal. Jateng ada 2 kasus yang meninggal," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona saat itu, Achmad Yurianto, melalui video yang disiarkan langsung lewat akun YouTube BNPB, Rabu (18/3).
Selanjutnya, masing-masing 1 pasien yang meninggal ada di Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara.
"Bali ada 1 yang meninggal, Banten ada 1 yang meninggal, Jabar ada 1 yang meninggal, Jatim ada 1 kasus yang meninggal, Sumut ada 1 kasus yang meninggal," ujar Yuri.
Pasien tersebut meninggal saat masih berstatus PDP Corona di RS Adam Malik. Pasien itu adalah seorang dokter.
"Kita sangat prihatin kemarin tanggal 17 Maret satu pasien PDP, saya tegaskan, satu pasien PDP meninggal dunia. Mungkin namanya sudah tahu, namanya UMT, dokter UMT, saya singkat walau sudah ada di publik dan pada saat meninggal posisinya adalah PDP sambil kita menunggu hasil lab Balitbang Kementerian Kesehatan," kata Kepala Pelaksana Gugus Tugas COVID-19 Sumut saat itu, Riadil Akhir Lubis.
Tonton video 'Tak Pakai Masker, Pelanggar PSBB Dimasukkan ke Peti Mati':
Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 1,5 Triliun Tangani Dampak Corona di Sumut
Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengatakan Pemprov menyiapkan dana Rp 1,5 triliun untuk menangani dampak penyebaran virus Corona di Sumut. Dana ini berasal dari APBD Sumut.
"Kita sudah menghitung dengan cermat APBD kita. Sampai saat ini kita sudah mengalokasikan anggaran Rp 1,5 triliun untuk penanganan COVID-19. Bila ada perubahan lagi, maka kita akan menyesuaikannya kembali," ujar Edy saat mengikuti video conference yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Kamis (9/4/2020).
Dana tersebut, menurut Edy, termasuk untuk bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak kebijakan pencegahan penyebaran virus Corona. Rp 500 miliar telah disalurkan dan bantuan tahap kedua saat ini tengah disiapkan.
Pemprov Sumut juga membuat kebijakan klaster dalam penanganan virus Corona. Salah satu fokusnya adalah menekan penyebaran Corona di wilayah Medan, Binjai dan Deli Serdang (Mebidang).
"Ke depan yang sudah ditangani ada tiga klaster, tiga zona, Binjai-Medan, Medan-Deli Serdang, itulah Mebidang (Medan, Binjai, Deli Serdang). Ini klaster-klaster yang kita siapkan untuk mencegah tren yang sekarang sedang meningkat. Kita ambil alih oleh Gugas (Gugus Tugas) provinsi," kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di rumah dinasnya, Selasa (4/8).
Dampak Corona Hantam Sektor Wisata Sumut
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat jumlah wisatawan asing yang datang ke Sumut selama Mei 2020 menurun drastis. Dalam catatan BPS, cuma ada satu wisatawan asing yang datang ke Sumut pada Mei 2020.
Data tersebut tertera dalam Berita Resmi Statistik yang dirilis pada 1 Juli 2020. Data lengkap Berita Resmi Statistik itu dapat diunduh di situs resmi BPS Sumut.
"Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui empat pintu masuk pada bulan Mei 2020 mencapai satu kunjungan, mengalami penurunan 94,12 persen dibanding yang datang pada bulan April 2020 mencapai 17 kunjungan," tulis BPS seperti dilihat detikcom, Kamis (2/7/2020).
Jumlah wisatawan asing yang masuk ke Sumut itu menurun 99,99 persen dibanding pada Mei 2019 yang mencapai 16.184 kunjungan. Satu-satunya wisatawan asing yang datang ke Sumut pada Mei 2020 adalah warga negara Amerika Serikat (AS).
Jumlah kunjungan wisatawan asing kemudian meningkat pada bulan-bulan berikutnya. Pada Juni 2020, BPS mencatat ada 99 wisatawan asing yang datang ke Sumut. Mayoritas berasal dari Malaysia.
"Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui empat pintu masuk pada bulan Juni 2020 mencapai 99 kunjungan," demikian tulis BPS Sumut dalam Berita Resmi Statistik Perkembangan Pariwisata dan Transportasi, Kamis (6/8/2020).
"Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui empat pintu masuk pada bulan Juli 2020 mencapai 144 kunjungan, mengalami kenaikan 45,45 persen dibanding yang datang pada bulan Juni 2020 mencapai 99 kunjungan. Namun demikian jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, jumlah wisman pada bulan Juli 2020 mengalami penurunan 99,35 persen, dari 22.224 kunjungan pada bulan Juli 2019 menjadi 144 kunjungan," tulis BPS seperti dilihat detikcom, Kamis (3/9/2020).
Warga Miskin di Sumut Bertambah Jadi 1,28 Juta Orang
BPS Sumut melalui situs resmi miliknya merilis berita resmi statistik. Angka kemiskinan di Sumut naik 0,12 poin dari 8,63 persen pada September 2019 menjadi 8,75 persen per Maret 2020.
"Angka kemiskinan Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 0,12 poin, yaitu dari 8,63 persen pada September 2019 menjadi 8,75 persen pada Maret 2020. Angka kemiskinan ini setara dengan 1,28 juta jiwa pada Maret 2020," tulis BPS seperti dilihat detikcom, Rabu (15/7/2020).
Gubsu Edy pun menyebut hal itu dipicu adanya pandemi virus Corona atau COVID-19. Dia menyebut orang yang masuk kategori miskin disebabkan pendapatan tidak sesuai kebutuhan. Pemprov pun telah membuat kebijakan untuk menangani masalah tersebut.
"Sudah pasti itu, dampak dari COVID ini akan menambah orang-orang miskin," kata Edy di rumah dinas Gubsu, Jalan Sudirman, Medan, Kamis (23/7).
Salah satunya adalah bantuan melalui refocusing anggaran tahap kedua. Bantuan rencananya berupa stimulus untuk sektor produktif.
"Di dalam dana refocusing itu kan ada tiga. Satu kesehatan, dua jaring pengaman sosial (JPS), yang ketiga adalah stimulus. Yang pertama itu kan kemarin Rp 300 miliar difokuskan kepada JPS. Sekarang mungkin kita beralih ke produktif, yaitu pertanian, perikanan, peternakan," jelasnya.