Bijak atas Kehidupan Dunia menuju Akhirat

Kolom Hikmah

Bijak atas Kehidupan Dunia menuju Akhirat

Aunur Rofiq - detikNews
Rabu, 02 Sep 2020 05:20 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta -

Dunia dan akhirat menggambarkan dua keadaan yang berbeda. Sesuatu yang dekat dan rendah adalah dunia, yaitu segala sesuatu sebelum datangnya kematian. Sementara, sesuatu yang lambat dan ada di akhir disebut akhirat, yaitu segala sesuatu yang datang setelah kematian. Sementara, ilmu dan amal yang menyertaimu merupakan bagian akhirat, bukan dunia, meski secara lahiriah dilakukan dan terjadi di dunia.

Ada dua ayat atau firman Allah SWT yang menggambarkan tentang dunia. Pertama di dalam surat Al Hadid ayat 20, yang artinya:

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kedua firman Allah SWT di dalam Surat Ali-Imron ayat 14, yang artinya:

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."

ADVERTISEMENT


Dalam kedua ayat ini terkandung adanya kenikmatan dunia. Namun demikian Allah juga mengingatkan bahwa dunia ini merupakan permainan dan canda.
Banyak peringatan agar berhati-hati dalam menjalani kehidupan di dunia. Sebab banyaknya kenikmatan yang bisa membuat kita melupakan kehidupan berikutnya (akhirat).

Adapun kenikmatan dunia meliputi: nikmat yang sifatnya mendatangkan manfaat seperti fisik lengkap dan sehat serta nikmat makanan dan minuman, pakaian dan hal-hal yang punya manfaat lainnya. Adapun nikmat yang sifatnya untuk menolak mudarat seperti dijauhkan dari cacatnya nafsu, kesulitan dan kejahatan. Nikmat dari Allah SWT ini sangat banyak sehingga kita tidak bisa menghitungnya.

Kehidupan zaman sekarang (now) mengalami lompatan yang sangat cepat khususnya dengan penerapan teknologi, sehingga memudahkan kita dalam menjalaninya. Seperti adanya smart phone yang setiap kurun waktu tertentu berkembang teknologinya, mobil listrik yang canggih sehingga pengemudi bisa leluasa membuka Hp maupun tablet dan temuan-temuan baru lainnya yang berbasis teknologi. Ini merupakan kenikmatan yang diberikan oleh Gusti Allah. Janganlah sampai kita melupakan hak-hak Allah (menjalankan perintah dan menjauhi larangan).

Bagaimana kita menyikapi dalam kehidupan ini?
Abu Musa al-Asy'ari menuturkan bahwa Rasulullah bersabda: "Barang siapa mencintai dunianya maka ia telah membahayakan akhiratnya. Dan barang siapa mencintai akhirat maka ia mendapatkan dunianya. Maka, utamakanlah sesuatu yang kekal atas sesuatu yang fana."

Sabda Rasulullah yang lain ini lebih memperjelas akan sikap yang akan diambil. "Orang yang beriman dilanda dua kekhawatiran: khawatir akan ajal yang telah berlalu, karena ia tidak tahu apa yang Allah SWT perbuat di dalam ajal tersebut dan khawatir akan ajal yang akan datang. Sebab ia tidak tahu apa yang Allah putuskan di dalamnya. Maka, hendaklah seorang hamba menyiapkan bekal untuk dirinya, bekal dari dunianya untuk akhiratnya, bekal dari hidupnya untuk matinya, dan bekal dari masa muda untuk masa tuanya. Sesungguhnya dunia diciptakan untuk kalian, tetapi kalian diciptakan untuk akhirat. Demi Dia yang diriku ada di tangan-Nya, setelah mati tidak ada lagi permintaan kerelaan, dan setelah dunia tidak ada lagi tempat kembali kecuali surga atau neraka."

Oleh karena itu, kehidupan dunia bukanlah disia-siakan dengan kesenangan (kemewahan). Namun isilah kehidupan ini dengan cerdas sehingga kita tidak menjadi objek tapi menjadi subjek, raihlah kesuksesan, kuasailah ilmu dan teknologi, jadilah kita generasi unggul yang selalu tiada melupakan untuk memenuhi hak-hak Allah.

Selamat menjalaninya, semoga kita termasuk golongan yang dicintai Allah.

Aunur Rofiq

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia )

Sekjen DPP PPP 2014-2016.


*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih (Redaksi)--

(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads