Satgas Penanganan COVID-19 menyampaikan perkembangan soal vaksin Corona. Satgas menyebut WHO telah menekankan perihal pentingnya berbagi vaksin untuk mencapai kesembuhan global.
"Perkembangan tentang vaksin, pertama WHO telah menekankan pentingnya sharing atau berbagi vaksin, atau sharing tools untuk mencapai kesembuhan global secara bersama, termasuk mencegah vaccine nationalism," ujar jubir Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers daring yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/9/2020).
Wiku kemudian menjelaskan, vaccine nationalism artinya pengembangan vaksin untuk negara sendiri. Hal tersebut dicegah WHO karena vaksin Corona sudah ditetapkan sebagai barang umum milik publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang dimaksud vaccine nationalism ini adalah pengembangan vaksin yang hanya diperuntukkan untuk kepentingan nasional atau satu negara saja, karena WHO menetapkan vaksin COVID-19 ini adalah public goods atau barang umum milik publik," terang Wiku.
Wiku menuturkan organisasi himpunan sektor pemerintah dan swasta juga dibentuk untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seputar vaksin Corona. Dengan terbentuknya organisasi ini, sambung Wiku, vaksin Corona diharapkan dapat digunakan dengan tepat dan dapat dijangkau dengan bebas.
"Kemudian dibentuk organisasi yang terhimpun dari lintas sektor, baik pemerintah maupun sektor swasta global, untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka vaksin supaya lebih tepat dan menjamin produk vaksin tersebut dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun," jelas Wiku.
Wiku menilai komitmen politik antarnegara untuk mengatasi persoalan Corona dibutuhkan. Saat ini, imbuh dia, berbagai pihak, termasuk Indonesia, telah terlibat dalam kerja sama mengembangkan vaksin Corona.
"Komitmen politik antarnegara ini dibutuhkan dalam menangani isu ini, dan sekarang kerja sama dikembangkan berbagai pihak di dunia termasuk Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin," sebut Wiku.