Pulau Pendek, sebuah pulau kecil di wilayah perairan Pulau Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), ternyata hanya dihuni oleh pasangan suami-istri lanjut usia, La Hasa dan Wa Zifa. Keduanya sudah puluhan tahun tinggal di pulau tersebut.
"Kalau pulau ini sejarahnya memang tanah adat," ujar La Hasa kepada detikcom, Minggu (30/8/2020).
Pulau Pendek yang ditinggali La Hasa bersama istrinya masuk wilayah administrasi Desa Boenotiro Barat, Kapontori, Kabupaten Buton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut La Hasa, dulunya Pulau Pendek dihuni banyak warga. Namun, pada 1971, pemerintah memindahkan warga di pulau itu ke wilayah daratan di Buton.
"Alasannya (dipindahkan) tidak tahu, mungkin hubungan apa dan apa di sini sehingga pemerintah mengambil langkah (dipindahkan)," tuturnya.
![]() |
La Hasa, yang sudah lupa pada usia dan tahun lahirnya, mengaku juga pernah ikut warga meninggalkan Pulau Pendek. Namun, pada 2014, dia memutuskan kembali menghuni Pulau Pendek meski hanya berdua dengan istrinya.
"Sejak 2014 kembali ke sini. Ingin hidup di sini," ucapnya.
Di Pulau Pendek, La Hasa bersama istrinya memilih berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketika tiba saat panen, ia pun pergi di daerah daratan untuk menjual hasil kebunnya. Ada 2 perahu yang menjadi andalannya untuk pergi ke daratan.
![]() |
Ubi menjadi salah satu tanaman yang ditanami La Hasa di pulau tersebut. Dia juga menjadikan ubi sebagai makanan pokoknya.
"Sudah ini makanan pokoknya kami (sambil menunjukkan ubi)," katanya.
Terkait kabar viralnya pulau tersebut akan dijual, ia juga mengaku kaget dan tidak menyangka.
"Saya baru tahu kabar pulau ini akan dijual waktu hari Kamis tanggal 27, saya kaget," imbuhnya.
Tonton juga video 'Penampakan Air Terjun Tirta Rimba Buton Panen Sampah':