PT Kereta Api Indonesia (Persero) melibatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan dalam penanganan COVID-19. Pada Mei lalu misalnya, KAI memesan masker dan baju APD cover all dari mitra binaan di sektor tekstil yang berasal dari Bandung dan Yogyakarta.
"Pemberdayaan UMKM merupakan wujud KAI membangun negeri, kami terus mendorong agar pengusaha-pengusaha kecil dapat mengembangkan usahanya. Selain pemberian modal usaha, kami juga mengadakan pembinaan dan pelatihan," ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/8/2020).
"Pelatihan tersebut meliputi proses produksi, pengemasan produk, pemasaran, dan sebagainya yang terprogram dalam agenda program mitra binaan Corporate Social Responsibility KAI. Selain itu kami rutin menggelar pameran di Stasiun sebagai ajang promosi produk-produk UMKM ke masyarakat luas," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didiek menuturkan pada HUT KAI tahun 2019, KAI juga memfasilitasi 67 mitra binaan dengan menggelar pameran UMKM di 14 stasiun di Jawa dan Sumatera selama satu bulan penuh secara cuma-cuma. Tak hanya di dalam negeri, KAI memfasilitasi UMKM yang kinerjanya bagus untuk mengikuti pameran di luar negeri seperti di Malaysia pada 2018 dan di Korea Selatan pada 2019.
Selain itu, pihaknya rutin mendorong promosi mitra binaan agar semakin dikenal oleh masyarakat melalui sosial media seperti YouTube, Instagram, Facebook, kegiatan bazar dan pameran baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Bukan tanpa sebab KAI baru-baru ini menerima tiga penghargaan sekaligus pada ajang Top CSR Awards 2020 yang diselenggarakan Majalah Top Business. Peran program CSR KAI sampai saat ini sangat jelas memiliki manfaat besar bagi masyarakat," jelasnya.
"Sebagai BUMN, KAI juga bertugas untuk ikut mengembangkan usaha masyarakat melalui program mitra binaan yang dimiliki KAI. Kami harap banyak masyarakat yang merasakan manfaat berbagai program CSR yang KAI jalankan saat ini. Hal tersebut mudah-mudahan dapat meringankan beban masyarakat terlebih saat pandemi," jelas Didiek.
Erwin Yuniati salah satu pengusaha batik yang mempunyai brand Bahana Batik asal Kabupaten Bantul mengaku sangat terbantu dengan adanya program mitra binaan KAI tersebut. Menurutnya, di masa pandemi COVID-19 UMKM harus selalu melakukan inovasi untuk bisa bertahan.
"Inovasi yang saya buat adalah berupa produk masker yang terbuat dari batik. Saya memberdayakan para penjahit-penjahit lokal untuk membuat APD Cover All. Dukungan KAI sangat membantu, hal itu terwujud dengan pemesanan produk saya untuk diberikan kepada masyarakat dan tenaga medis yang membutuhkan," ujar Erwin.
Senada dengan Erwin, Weny Windya Hapsary pengusaha batik asal kota kembang Bandung juga merasa sangat terbantu dengan adanya program mitra binaan KAI.
Menurutnya inisiatif KAI membeli APD untuk masyarakat yang membutuhkan dari UMKM binaan tentu tak hanya menjadi tindakan kemanusiaan yang patut diapresiasi. Manfaat tindakan tersebut sangat jelas terasa bagi mitra binaan yang bisnisnya terpengaruh karena pandemi COVID-19.
"Kami sangat berterima kasih kepada KAI yang tetap memperhatikan mitra binaan di masa pandemi ini, dengan ikut memesan ribuan masker untuk dibagikan kepada masyarakat hal tersebut sangat membantu kami untuk tetap survive," ungkap Weny.
Diketahui, produk dari UMKM mitra binaan, KAI distribusikan kepada masyarakat dan sejumlah rumah sakit yang membutuhkan. Hingga Juli 2020, KAI memiliki 2.426 UMKM mitra binaan yang tersebar di seluruh wilayah kerja KAI dengan total dana yang disalurkan sebesar Rp 77.969.925.000 semenjak KAI mempunyai program kemitraan pada tahun 1996. UMKM tersebut meliputi tujuh sektor, yaitu sektor Industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan jasa.
(mul/ega)