Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 memberikan saran agar konvoi sepeda atau motor aman saat pandemi virus Corona. Ada batas jumlah agar bisa meminimalkan penularan.
Anggota Tim Pakar Satgas COVID, Shela Rachmayanti, menjelaskan soal risiko penularan Corona saat kita berolahraga, khususnya saat konvoi. Orang yang berolahraga akan mengeluarkan droplet atau percikan pernapasan.
"Saat konvoi, ada gerakan. Penelitian di Inggris, ada yang disebut slipstream atau kondisi objek atau manusia bergerak bisa mengeluarkan droplet, saat bernapas batuk, bersin," ucap Shela dalam diskusi 'Konvoi Sepeda dan Motor: Apakah Aman?' di akun YouTube BNPB, seperti dilihat detikcom, Jumat (28/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Droplet itu bisa terkena orang yang berada di belakang, sehingga, Shela menyebut, ada jarak aman agar konvoi tidak terkena droplet.
"Kalau dia berjalan, jarak aman 2-4 meter di belakang. Jika bersepeda, 5-10 meter. Jika sepeda atau konvoi motor yang lebih cepat, bisa lebih jauh daripada itu," kata Shela.
"Ada faktor droplet terbawa angin, jadi kita memberikan waktu, berikan gap, yang di level pernapasan turun ke tanah. Jadi tidak, terhirup orang di belakang," ujarnya.
Sementara itu, anggota Tim Pakar yang lain, Yudi Reza Phallapi, memberi saran, jika pesepeda masih ingin berkonvoi, mereka harus membatasi jumlah anggota konvoi.
"Konvoi paling disarankan maksimal kelompok kecil itu enam orang, dan jika kelompok besar, 30 orang yang dibagi dalam lima grup kecil," ucap Yudi dalam diskusi yang sama.
Selain itu, posisi saat konvoi juga diperhatikan. Lebih baik posisi konvoi tidak berbaris lurus ke belakang.
"Bagaimana susunan antar-orang yang di konvoi tersebut? Usahakan, antara orang di depan dan di belakang tidak pas-pasan, tapi zigzag.... Ketika orang olahraga kan ada droplet yang terbang ke belakang. Jadi kita pas di belakang itu, pesepeda, percikan langsung terhirup ke kita. Maka zigzag-kan," kata Yudi.
(aik/gbr)