Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim baru-baru ini membuat akun Instagram. Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PPP Illiza Sa'adudi meminta Nadiem agar tidak takut terhadap kritik dari masyarakat.
Hal ini diungkapkan Illiza dalam rapat kerja Komisi X DPR RI bersama Nadiem yang digelar di Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Kamis (27/8/2020). Illiza juga turut mempromosikan akun instragram Nadiem agar di-follow oleh peserta rapat lainnya.
"Kepada teman-teman yang belum tahu, Mas Nadiem sudah mulai aktif di instagram ya. Sudah bisa mulai ikut dilike di follow ya nadiemmakarim. Pak presiden juga apresiasi itu," kata Illiza kepada Nadiem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Illiza berharap Nadiem dapat melakukan komunikasi yang lebih baik lagi kepada masyarakat. Dia juga menyarankan Nadiem untuk tidak takut terhadap kritik.
"Mudah-mudahan mas menteri menjembatani komunikasi dengan seluruh masyarakat yang ada dan jangan pernah tidak nyaman dengan kritikan karena memang kalau kita jadi pejabat publik pasti kritikan tajam itu sesuatu yang akan buat kita lebih kuat dan baik dalam menentukan kebijakan ke depan," ucap Illiza.
Illiza mengatakan kritik yang baik ataupun buruk merupakan konsekuensi sebagai pejabat publik. Menurutnya, kritik dapat menjadi masukkan bagi Nadiem sebagai menteri.
"Jangan sampai mereka menyampaikan ketika sudah tidak ada kesempatan untuk memperbaiki apa yang salah. Ya baik buruknya pasti ada yang suka dan tidak suka. Ini sebuah konsekuensi dan saya sekali lagi ya berharap mudah-mudahan ke depan semakin lebih baik" tuturnya.
Diketahui, dalam salah satu unggahannya, Nadiem mengakui memang sudah beberapa tahun tidak menggunakan media sosial. Pria yang kerap disapa 'Mas Menteri' ini akhirnya kembali ke dunia maya untuk mendengar langsung suara masyarakat.
"Setelah beberapa tahun tidak menggunakan media sosial, hari ini saya pertama kali menggunakan Instagram Live. Sebagai pejabat publik dalam @kemdikbud.ri saya harap dengan adanya akun ini, saya dapat mendengar langsung dari masyarakat mengenai saran dan masukan serta kondisi nyata yang ada. Dengan demikian, kami bisa semakin baik membentuk kebijakan-kebijakan di waktu mendatang," tulis Nadiem.
(hel/imk)