Petugas pemadam kebakaran (Damkar) DKI Jakarta berbagi cerita terkait upaya penanganan kebakaran di gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung). Mereka harus melawan lelah agar proses pendinginan segera selesai.
Cerita itu diungkapkan oleh salah seorang petugas Damkar Pasar Minggu bernama Yusuf Septiawan (28). Ia menyebut proses pendinginan dilakukan untuk mencegah api kembali menjalar.
"Kita kan pertama mengurai terus pendinginan jadi menurunkan temperatur yang ada di ruangan supaya dingin. Jadi supaya suhu panasnya turun jadi tidak lagi ada penyalaan lagi," kata Yusuf saat ditemui detikcom di depan Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Minggu (23/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahapan pendinginan dimulai dari menyisir seluruh lantai gedung yang terbakar. Para anggota, termasuk Yusuf, mulai menyisir dan menyemprotkan bangunan atau barang yang masih berasap.
"Penyisirannya tiap lantai ada yang ikut. Lantai 1 sampai 6. Polanya kita sisir pelan-pelan sampai hawa panasnya itu hilang dan bara-baranya hilang," ungkap Yusuf.
Menurut Yusuf, tantangan terberat saat melakukan pendinginan adalah menghadapi suhu panas di dalam ruangan terbakar. Selain itu, lanjut Yusuf, asap putih yang berasal dari barang-barang terbakar menyebabkan matanya perih.
"Tantangannya ada. Suhu panas itu tantangan kita juga. Asap itu biasanya bara-bara, makin asap putih dia," ujar dia.
"Perasaannya mah kalau lelah mah pasti lelah," sambung Yusuf.
Selain itu, Yusuf mengungkapkan tak jarang petugas damkar mengalami dehidrasi apabila terlalu lama berada di ruangan bersuhu panas. Untuk itu, setiap petugas berada di ruangan selama 2 jam.
"Kalau untuk potensi terluka nggak ada. Kita paling dehidrasi. Kalau pendinginan ini dehidrasi karena asupan air kurang," ujarnya.
"Alhamdulillah polanya kita gantian. Paling 2 jam. Tiap lantai itu ada 7-8 orang," sambungnya.
Kini, Damkar sudah merampungkan proses pendinginan gedung Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan. Lalu lintas di depan Gedung Kejagung sudah kembali dibuka.