Harapan PKS: Tak Sendiri Mengkritik Jokowi

Harapan PKS: Tak Sendiri Mengkritik Jokowi

Danu Damarjati - detikNews
Selasa, 18 Agu 2020 09:57 WIB
Mardani Ali Sera
Mardani Ali Sera (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

PKS mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi dalam menangani pandemi COVID-19. Partai ini memang satu-satunya oposisi yang tersisa. Kini PKS berharap ada teman di barisan partai kritis.

"Harapan PKS, kita tidak sendirian," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada detikcom, Selasa (18/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulu, memang barisan oposisi sempat lebih meriah. Selain PKS, pernah ada Partai Gerindra sebagai partai yang punya calon presiden Prabowo Subianto. Ada pula PAN. Kini Pilpres 2019 berlalu, Prabowo masuk pemerintahan, Gerindra tak lagi oposisi. PAN juga tak mau rugi menjadi oposisi.

PKS menjadi sendirian di jalan oposisi. Bila memang tak ada partai lain yang berani kritis, PKS tidak keberatan.

ADVERTISEMENT

"Kalau belum ada (partai lain yang oposisi), kita akan terus bersuara. Karena seperti kata Kang Iman: Tanpa kontrol, kekuasaan cenderung menyimpang. PKS tetap yakin kepentingan publik mesti tetap disuarakan dengan lantang," ujar Mardani.

Simak video 'PKS Kritik Pidato Jokowi: Bicara Gampang, Aksi Susah':

[Gambas:Video 20detik]



Kang Iman yang dia sebut adalah Presiden PKS Sohibul Iman yang barusan melontarkan kritik soal penanganan COVID-19. Iman menyatakan Indonesia tidak butuh pemimpin yang cuci tangan, tapi butuh pemimpin yang berani turun tangan. Menurut Mardani, kritik itu tidak keras tapi lugas.

"Tanpa keberanian untuk kritik yang lugas dan tegas, jumlah korban baik jiwa dan ekonomi akibat pandemi COVID-19 kian meningkat. Kang Iman, Presiden PKS, meneguhkan kembali PKS sebagai partai oposisi yang kritis dan konstruktif," kata Mardani.

PKS tak ingin Indonesia balik lagi ke zaman dulu, saat rezim pemerintahan begitu berkuasa. Maka, checks and balances harus berjalan.

"Agar kita tidak masuk dalam kesalahan yang sempat dilakukan rezim di masa lalu. Kang Iman, sebagai salah satu pemimpin nasional justru memainkan fungsinya untuk mengingatkan para elite bahayanya oligarki dan otoritarian," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(dnu/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads