SK Trimurti, Wartawan Perempuan yang Jadi Saksi Detik-detik Proklamasi

SK Trimurti, Wartawan Perempuan yang Jadi Saksi Detik-detik Proklamasi

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Senin, 17 Agu 2020 13:24 WIB
SK Trimurti bersama Sukarno dkk (Dok. Perpustakaan Nasional)
Foto: SK Trimurti bersama Sukarno dkk (Dok. Perpustakaan Nasional)
Jakarta -

Proklamasi kemerdekaan Indonesia tak hanya dihadiri oleh para tokoh laki-laki saja. Momen bersejarah ini juga dihadiri oleh SK Trimurti, tokoh perempuan yang juga punya sumbangsih dalam proses proklamasi.

Seperti yang ditulis oleh wartawan senior Rosihan Anwar dalam buku 'Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia, Volume 3', SK Trimurti merupakan tokoh pergerakan nasional dan saksi mata detik-detik proklamasi.

Anwar menulis, SK Trimurti tampak dalam foto detik-detik proklamasi yang diambil oleh Alex Mendur dan Frans Mendur di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta. Dia foto tersebut, SK Trimurti yang saat itu berusia 33 tahun, tampak kurus dalam balutan baju kebaya. Dalam momen bersejarah itu, hanya ada dua tokoh perempuan, yakni istri Presiden Sukarno, Fatmawati dan SK Trimurti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

SK Trimurti lahir dilahirkan di Boyolali pada 11 Mei 1912. Setelah menyelesaikan sekolahnya, Trimurti mengawali kariernya sebagai seorang wartawan. Kariernya inilah yang juga membawanya pada pusaran politik pergerakan nasional.

Aktivitas Trimurti di bidang jurnalistik dan politik untuk perjuangan kemerdekaan membuatnya galau dalam soal asmara. Ia khawatir hal itu akan membuat pengabdian pada perjuangan tak bulat. Trimurti pun sempat berpikir akan hidup selibat. Padahal sejumlah pria silih berganti datang mendekatinya.

"Tadinya aku bertekad tidak mau kawin. Sebab, pembentukan keluarga tentu akan mengurangi konsentrasiku kepada perjuangan. Aku harus hidup sendiri, apa pun yang akan terjadi. Aku ambil contoh cara hidup seorang pastor...," tulis Trimurti dalam Hidupku Sebagai Wartawan Pejuang.

Dalam suatu pertemuan aktivis Partai Gerakan Rakyat Indonesia di Semarang, ia bertemu dengan Mohammad Ibnu Sayuti atau Sayuti Melik yang merupakan pengetik naskah proklamasi. Keduanya terlibat dalam diskusi-diskusi hangat mengenai strategi dan politik. Pertemuan demi pertemuan berikutnya mereka lalui. Hingga di tengah-tengah sebuah perdebatan, Sayuti tiba-tiba meminangnya.

Sayuti dan SK Trimurti pun saling bahu membahu dalam proses kemerdekaan RI saat itu.

Dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, SK Trimurti diangkat menjadi Menteri Perburuhan pada Oktober 1947 oleh Presiden Sukarno.

Sukarno sendiri diketahui merupakan guru SK Trimurti dalam soal gerakan. Namun, bukan berarti SK Trimurti tak pernah mengkritik Sukarno.

Pada tahun 2005, SK Trimurti jatuh sakit. Presiden RI Kelima sekaligus putri Sukarno, Megawati Sukarnoputri sempat menjenguknya saat itu. Hingga akhirnya SK Trimurti wafat pada 20 Mei 2008.

Rayakan kemerdekaan, tonton tayangan livestreaming Semangat Satu Indonesia di detik.com/semangatsatuindonesia

Halaman 3 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads