Bahorok Masih Rawan Banjir
Kamis, 05 Jan 2006 22:15 WIB
Medan - Kendati sudah dua tahun berlalu, namun kawasan Bahorok, Sumatera Utara (Sumut) masih berpotensi kembali mengalami banjir bandang karena kontur tanah dan curah hujan yang tinggi.Sejumlah tumpukan kayu masih ada di perbukitan juga belum dibersihkan sampai saat ini. Namun masyarakat sudah kembali menempati kawasan bantaran sungai.Pengamatan detikcom Kamis (5/1/2006) di Desa Bukit Lawang, yang berada di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), sekitar 76 km arah selatan Medan, sejumlah warung darurat tempat berjualan sudah berdiri di sepanjang tepian Sungai.Jumlahnya mencapai belasan unit. Padahal daerah bantaran sungai seharusnya steril dari berbagai bangunan."Kita memang takut terjadi banjir bandang lagi, tapi mau bagaimana lagi. Kami kan harus bekerja untuk kehidupan sehari-hari. Kalau tidak jualan, lha harus kerja apa?," kata Nurasni (34) pasrah yang membuka warung makanan di tepian sungai.Banjir bandang yang terjadi di Bukit Lawang pada Minggu malam (2/11/2003) sekitar pukul 21.30 WIB, menelan korban 134 jiwa, dengan korban hilang 100 orang lebih. Dalam kejadian itu, ratusan rumah warga juga luluh-lantak dan kerugian mencapai triliunan rupiah.Penyebab utama banyaknya korban jiwa, karena banjir membawa serta balok-balok kayu yang merupakan sisa kegiatan illegal logging. Sampai saat ini balok-balok kayu yang masih ada di hulu sungai belum dibersihkan di perbukitan, sebab itu bisa saja kembali dibawa air dan menghantam rumah penduduk saat banjir datang lagi."Kalau melihat kondisi sekarang ini, potensi banjir bandang itu masih ada. Apalgi kontur tanah perbukitan di sekitar Bukit Lawang jenis bukit pandan yang rapuh dan mudah tergerus air," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Jop Purba. Oleh karena itu, Walhi meminta agar pemerintah daerah segera menertibkan warung-warung yang ada tepian sungai. Selain itu segera mencincang balok-balok kayu yang ada di hulu sungai.
(ddn/)