Sebanyak delapan orang yang hendak merusuh dalam unjuk rasa yang digelar di depan gedung MPR/DPR hari ini diamankan oleh Polda Metro Jaya. Kedelapan orang tersebut tertangkap tangan membawa senjata tajam hingga bom molotov.
"Delapan ini diamankan ada yang unsur pidana di situ. Misalnya ada yang bawa bom molotov, ada yang bawa katapel, ada yang bawa sajam," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus ketika dihubungi, Jumat (14/8/2020).
Yusri mengatakan, sejak demo di depan DPR mulai dipadati oleh massa buruh dan mahasiswa, pihaknya memang telah mengamankan setidaknya 100 orang yang terindikasi membuat kerusuhan. Namun 92 di antaranya kini telah dipulangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusri menyebutkan total delapan orang yang kini masih dilakukan pemeriksaan di Polda Metro Jaya dipastikan tidak berasal dari kelompok mahasiswa atau buruh. "Mereka bukan bagian dari pendemo buruh atau mahasiswa. Mereka orang-orang yang mau rencana bikin kekacauan," ujar Yusri.
Yusri menambahkan, beberapa orang dari delapan yang diamankan ini juga diketahui membawa bendera anarko. Dia mengatakan saat ini pihaknya terus mendalami tiap temuan yang didapatkan dari kedelapan pelaku yang diamankan tersebut.
"Mereka ini bukan orang-orang yang mau demo. Memang niatnya mau rusuh. Bahkan ada bendera-bendera anarko dibawa," sebut Yusri.
"Ada yang bawa batu, ada yang bawa botol-botol. Itu untuk sementara dari 100 ini ada 8 sekarang yang masih kita dalami," sambungnya.
Seperti diketahui, hari ini sejumlah kelompok mahasiswa dan buruh melakukan unjuk rasa di depan gedung MPR/DPR. Kedua kelompok tersebut melakukan unjuk rasa terkait penolakan mereka terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja.