Terancamnya Eksistensi Bangunan Era Belanda di Bawah Stasiun Bekasi

Terancamnya Eksistensi Bangunan Era Belanda di Bawah Stasiun Bekasi

Isal Mawardi - detikNews
Rabu, 12 Agu 2020 11:28 WIB
Diduga saluran air zaman Belanda, ditemukan di bawah Stasiun Bekasi.
Diduga saluran air zaman Belanda, ditemukan di bawah Stasiun Bekasi (Foto: dok. istimewa)
Bekasi -

Setelah era penjajahan berakhir, Belanda meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah di Kota Bekasi, Jawa Barat. Siapa sangka, bangunan sarat sejarah masih tersimpan utuh di bawah Stasiun Bekasi.

Seorang pekerja yang sedang menggarap proyek double double-track (DDT) di Stasiun Bekasi menemukan adanya bongkahan batu bata di kedalaman 1,5 meter di bawah permukaan tanah. Batu bata itu memiliki panjang 27 cm, lebar 7 cm, dan ketebalan 5 cm.

Setelah digali lebih dalam, batu bata itu tersusun rapi dengan membentuk pola setengah lingkaran, persis menyerupai saluran air. Total terdapat dua spot susunan batu bata yang berdiameter 2,5 meter dengan jarak 4 meter antarsaluran. Bangunan diduga saluran air itu tertutup lumpur padat hingga batu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dugaan terberat kami itu semacam saluran air," ujar sejarawan Bekasi sekaligus Ketua Tim Cagar Budaya Kota Bekasi, Ali Anwar, ketika dihubungi, Rabu (11/8/2020).

Saluran air peninggalan Belanda itu tersambung dari parit di Jalan Ir H Juanda (depan Stasiun Bekasi) lalu berbelok ke Jalan Pramuka (kantor PMI Kota Bekasi) hingga ke Kali Bekasi. Ali mengatakan saluran air itu diduga diperuntukkan buat menyalurkan air dari parit yang berada di Jalan Ir H Juanda ke Kali Bekasi.

ADVERTISEMENT

Ali bercerita dulu Bekasi dikuasai tuan tanah dari Eropa dan China. Mereka membuat sejumlah industri, mulai pabrik gula, pabrik karet, hingga persawahan. Untuk dapat mempermudah pendistribusian produk-produk pangan tersebut, dibangunlah rel kereta api secara masif di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Pembangunan Stasiun Bekasi dimulai pada 1880 dan selesai pada 1887. Stasiun Bekasi didirikan seiring adanya pembangunan rel kereta dari Jakarta Kota ke Jatinegara hingga Karawang. Stasiun Bekasi dibangun di dekat pusat pemerintahan Bekasi, yang dahulu masih berupa kewedanan, yakni di Alun-alun Bekasi.

Tonton video 'Diduga Ada Sisa Bangunan Sejarah di Bawah Stasiun Bekasi':

[Gambas:Video 20detik]



Seiring berjalannya waktu, di sekitar Alun-alun dan Stasiun Bekasi dibangun kantor polisi, tempat ibadah, hingga rumah sakit. Stasiun Bekasi pun direnovasi beberapa kali seiring perkembangan zaman. Pemugaran itu menyebabkan sentuhan arsitektur khas Belanda hilang.

"Kayak sekarang-sekarang ini (Stasiun Bekasi) bisa dikatakan nggak ada heritage-nya, nggak ada ciri khas stasiun itu, nggak seperti (Stasiun) Jatinegara dan Jakarta Kota. Sudah banyak terjadi perubahan mengikuti perubahan zaman," kata Ali.

Perubahan fisik Stasiun Bekasi itu hanya terjadi di bagian atas permukaan tanah, sementara peninggalan Belanda di bawah tanah masih utuh. Namun eksistensi cagar budaya yang diduga berumur satu adad ini terancam.

Pasalnya, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan berencana merombak Stasiun Bekasi dengan proyek double double-track (DDT). Pemasangan tiang-tiang pancang pun mengharuskan tanah Stasiun Bekasi dibor hingga dalam. Bangunan diduga cagar budaya itu berada persis di tengah-tengah besi-besi proyek.

Melihat situasi itu, Pemerintah Kota Bekasi bergerak cepat. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berserta jajaran telah mengecek ke lokasi untuk memastikan temuan itu. Rahmat menyebut bangunan itu merupakan benda langka.

"Bekasi juga masuk dalam sejarah, seperti Jembatan Sasak yang menghubungkan Alun-alun ke pasar proyek itu adalah sejarah, maka temuan benda ini juga pasti ada nilai sejarahnya. Nantinya akan ditelusuri oleh sejarawan dan Disparbud untuk dipastikan" ujar Rahmat.

Pemkot Bekasi telah melaporkan adanya penemuan itu ke Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Laporan ini tertuang dalam surat Wali Kota Bekasi nomor 556/5048/Disparbud.Bud.

Laporan itu dimaksud agar pekerjaan proyek dihentikan sementara. Hal tersebut guna memberikan waktu kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten agar dapat meneliti bangunan tumpukan bata itu.

Permintaan Pemkot Bekasi pun ditanggapi serius. Pekerjaan proyek di area penemuan dugaan cagar budaya itu dihentikan sementara.

"Untuk sementara revitalisasi di daerah yang diduga tersebut (spot tersebut) dihentikan sementara sampai ada hasil join inspeksi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya. Tetapi untuk area lain tidak (dihentikan). Pekerjaan tetap berjalan. Demikian," ujar Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten, Rode Paulus, yang disampaikan oleh Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Supandi, Selasa (11/8/2020).

Ketua DPRD Kota Bekasi Choiroman mengatakan bangunan diduga saluran air zaman Belanda tersebut harus dipertahankan dan dijaga karena merupakan warisan budaya. Cagar budaya perlu dilestarikan mengingat bangunan bersejarah bersifat rapuh dan tidak terbarui.

"Pemda perlu mengatur dengan jelas mengenai pemanfaatan cagar budaya yang sifatnya sebagai monumen mati (dead monumen) seperti temuan ini, sekaligus menjaga cagar budaya dari ancaman pembangunan fisik," kata Choiroman.

Kembali ke Ali, ia menyarankan Pemkot Bekasi mengambil sampel tumpukan bata itu. Nantinya, bongkahan batu bata itu dapat dimuseumkan di salah satu sudut Stasiun Bekasi. Hal tersebut guna menjadi edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai sejarah Bekasi.

"Saya (juga) meminta sebagian tetap dipertahankan di bawah, di dalam tanah, walau kondisinya berantakan tapi prinsipnya dipertahankan di (dalam) tanah, supaya jika 100 tahun ke depan ada arkeolog mau melakukan penelitian, itu dia tinggal ngebor di situ sambil penelitian," tandas Ali.

Halaman 2 dari 2
(isa/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads