Partai Gerindra menjawab kritik terkait kembali terpilihnya Prabowo Subianto menjadi ketua umum (ketum). Gerindra menegaskan keputusan mereka kembali memilih Prabowo menjadi ketum merupakan desakan seluruh DPC dan DPD.
"Pak AA (elite Partai Demokrat Andi Arief) salah menilai karena dia orang luar, bukan seperti itu. Yang pertama, penunjukan kembali Pak Prabowo sebagai Ketum bukan permintaan beliau, tapi desakan dari seluruh DPC dan DPD. Siapa yang nggak bangga kalau ketumnya seorang patriot seperti Pak Prabowo?" kata Juru Bicara Gerindra Habiburokhman kepada detikcom, Minggu (9/8/2020).
Selain itu, Habiburokhman menjawab soal regenerasi di tubuh Gerindra. Menurutnya, Gerindra sudah melakukannya secara sistematis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kedua, kalau soal regenerasi saya pikir Gerindra salah satu yang paling sistematis melakukannya. Kami punya sekolah partai yang sudah meluluskan setidaknya 14 ribu alumni, dan mereka saat ini masih integral jadi pengurus partai di seluruh Indonesia," jelasnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto ditetapkan kembali menjadi Ketum Gerindra lewat kongres luar biasa (KLB). Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyinggung soal regenerasi di tubuh Gerindra.
"Banyak pemimpin muda hebat sahabat-sahabat saya di Gerindra, tapi Pak Prabowo merasa belum saatnya regenerasi," tulis Andi Arief dalam cuitannya yang dibagikan kepada wartawan, Minggu (9/8).
PKS pun turut berkomentar mengenai Prabowo yang kembali dikukuhkan sebagai Ketum Gerindra. PKS menilai fenomena politisi berkali-kali menjadi ketum partai tidak sehat untuk demokrasi.
"Fenomena para ketua parpol terpilih kembali, jika terlalu lama tidak sehat untuk demokrasi. Walaupun, parpol juga dituntut untuk dipimpin figur yang kuat sebagai perekat internal. Dua tarik-menarik ini mestinya dapat diwadahi dengan menjamin adanya sirkulasi kepemimpinan level dua dan tiga dalam hirarki kepartaian," ucap Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Minggu (9/8), secara terpisah.
(zak/zak)