Pentolan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Budi Djarot menyebut upaya pembakaran poster Habib Rizieq Syihab pada aksi 27 Juli lalu di depan gedung DPR/MPR hanya accident yang terjadi secara spontan. Pengacara Front Pembela Islam (FPI), Aziz Yanuar menilai Budi Djarot hanya mencari alasan untuk menutupi kesalahannya.
"Itu ngeles semua dan sudah mulai ketakutan dia," kata Aziz kepada wartawan, Sabtu (8/8/2020).
Aziz mengatakan tidak hanya ada upaya pembakaran poster Habib Rizieq, Budi Djarot juga telah mengumbar ujaran kebencian kepada umat Islam saat itu. Oleh sebab itu, dia meminta kepolisian segera mengusut tindakan yang dilakukan oleh Budi Djarot dan kawan-kawannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jelas-jelas dia ngoceh ujaran kebencian kepada ulama umat Islam. Polisi harus segera mengusut tindakan (Budi) Djarot dan gerombolannya yang meresahkan umat Islam dan memicu permasalahan di masyarakat serta mengganggu umat Islam dengan ujaran kebencian yang direncanakan oleh Djarot dan gengnya itu," ucap Aziz.
Tonton video 'Sebut Habib Rizieq Sampah, Boedi Djarot Dipolisikan FPI':
Seperti diketahui, pentolan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Budi Djarot buka suara soal upaya pembakaran poster Habib Rizieq Syihab pada aksi 27 Juli lalu di depan gedung DPR/MPR. Budi mengatakan peristiwa tersebut secara spontan.
"Foto itu tiba-tiba ada di situ. Jadi itu accident pembakaran itu," kata Budi kepada wartawan, Jumat (7/8).
Dia mengatakan pembakaran tersebut massa karena massa marah. Dia mengatakan kemarahan massa dipicu beberapa hal seperti demo menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dimakzulkan hingga perobekan bendera Merah Putih.
"Kemarahan itu karena ada sebab. Sebabnya demo anarkis pembakaran bendera PDIP dan pemakzulan Jokowi. Setelah itu perobekan bendera Merah Putih, 16 Juli. Saat itu saya demo atas nama Merah Putih Bergerak. Bendera kita pasang di flyover dengan tulisan 'saatnya rakyat melawan khilafah. kawal Jokowi, tolak khilafah'," ujarnya.
"Kemudian bendera yang kita pasang dirobek, dipotek, dilempar ke bawah. Sementara saya kan sedang demo di bawah. Hampir terjadi accident pemukulan, tapi kami tahan dan karena ada aparat diserahkan ke aparat. Tapi kan nggak diusut. Habis itu peringatan 27 Juli, Senin, di depan DPR," ujarnya.