Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta agar Toa peringatan dini banjir untuk tidak dilanjutkan pengadaannya dan yang sudah terpasang dapat dimuseumkan. Namun Kelurahan Petogogan di Jakarta selatan sudah memasang Toa tersebut.
Lurah Petogogan Muhammad Nur mengatakan Toa sudah terpasang di tiga RW. Toa tersebut pun masih aktif digunakan hingga saat ini.
"Jadi kita ada 3 titik Toa-nya. Kan yang banjir itu di RW 01, 02, 03. RW 01 dipasang, RW 02 dipasang di atas gedung kelurahan, RW 03 ada di tengah-tengah warga. Terpakai, aktif kok, masih aktif," kata Nur saat dihubungi, Sabtu (8/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga 'Anies Hentikan Program Toa untuk Peringatan Dini Banjir!':
Nur menuturkan Toa tersebut sudah lama terpasang. Dikatakan Nur, Toa tidak hanya berfungsi untuk menginformasikan peringatan banjir, tapi juga menginformasikan bencana lainnya, termasuk info seputar virus Corona (COVID-19).
"Kan udah lama itu (Toa terpasang). Sekarang gini, Toa itu digunakan sosialisasi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), bukan peringatan banjir aja, jadi kita bisa manual. Pak RW bisa menginformasikan ke pada warga terkait apa pun. Kalau sekarang ini terkait dengan COVID. Jadi pagi siang sore malam itu selalu diumumkan disosialisasikan," tuturnya
"Jadi digunakan untuk menginformasikan sosialisasikan terkait dengan COVID, 3M, dan lain-lain. Itu pagi-siang-sore itu digunakan. Kita bisa secara manual menginformasikan kepada warga," sambungnya.
Nur sendiri merasa bingung apabila Toa yang sudah terpasang kemudian dicopot untuk dimuseumkan. Dia mengatakan pengadaan Toa bukan berasal dari anggaran kelurahan, sehingga dia akan mengikuti apa pun kebijakan terkait tindak lanjut Toa tersebut.
"Dicopot, diganti nggak sama yang baru? Kan udah dipasang, kok dicopot? Kalau itu nggak digunain lagi, nanti untuk kasih tahu banjirnya pakai apa? Kalau saya si ikut aja (kebijakan) terserah nanti yang punya anggaran BPBD anggaran yang punya Toa. Kalau mau dicopot silakan, kalau mau dimuseumkan silakan," ujarnya.