Pentolan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Budi Djarot buka suara soal upaya pembakaran poster Habib Rizieq Syihab pada aksi 27 Juli lalu di depan gedung DPR/MPR. Budi mengatakan peristiwa tersebut secara spontan.
"Foto itu tiba-tiba ada di situ. Jadi itu accident pembakaran itu," kata Budi kepada wartawan, Jumat (7/8/2020).
Dia mengatakan pembakaran tersebut massa karena massa marah. Dia mengatakan kemarahan massa dipicu beberapa hal seperti demo menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dimakzulkan hingga perobekan bendera Merah Putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarahan itu karena ada sebab. Sebabnya demo anarkis pembakaran bendera PDIP dan pemakzulan Jokowi. Setelah itu perobekan bendera Merah Putih, 16 Juli. Saat itu saya demo atas nama Merah Putih Bergerak. Bendera kita pasang di flyover dengan tulisan 'saatnya rakyat melawan khilafah. kawal Jokowi, tolak khilafah'," ujarnya.
"Kemudian bendera yang kita pasang dirobek, dipotek, dilempar ke bawah. Sementara saya kan sedang demo di bawah. Hampir terjadi accident pemukulan, tapi kami tahan dan karena ada aparat diserahkan ke aparat. Tapi kan nggak diusut. Habis itu peringatan 27 Juli, Senin, di depan DPR," ujarnya.
Budi mengatakan pada upaya pembakaran poster Rizieq, dirinya tidak tinggal diam. Namun dia tidak dapat meredam kemarahan massa. Namun dia menyatakan aksi pada 27 Juli itu jadi tanggung jawabnya.
Tonton juga 'Sebut Habib Rizieq Sampah, Boedi Djarot Dipolisikan FPI':
"Sebelumnya ada pembakaran bendera PDIP. Buat saya pembakaran itu tidak hanya melukai PDIP tapi juga rakyat seperti saya karena mengangkangi demokrasi. Lalu ada komando memakzulkan Pak Jokowi. Lalu ada komando membubarkan PDIP. Katanya, ini pernyataan mereka, kalau Indonesia mau lawan komunisme dan PKI, makzulkan Pak Jokowi dan bubarkan PDIP. Kalau saya diam, itu akan membuat Indonesia makin tenggelam. Saya yakin saya tidak sendiri. Saya tanggung jawab atas aksi itu. Silakan ambil langkah hukum," bebernya.
Dia juga bicara soal tuduhan menghina Rizieq sebagai 'sampah'. Budi mengatakan dirinya tak memusuhi seseorang secara pribadi. Dia hanya menyatakan tak ingin ketenteraman Indonesia diganggu.
"Saya tidak ada maksud memusuhi warga bangsa siapapun. Saya memusuhi orang yang memecah ukhuwah islamiyah, mengganggu kerukunan beragama yang mereka buat lewat narasi agama. Ini kan berbahaya. Intinya saya no surrender, no mercy, dan no regret. Walaupun saya harus sendiri melawan ini, demi Merah Putih, saya hadapi. Tapi saya yakin. I'm not alone. Kalau saya diam, itu akan membuat Indonesia makin tenggelam. Saya yakin saya tidak sendiri," ungkapnya.
Budi juga menyatakan dirinya tak memusuhi ulama. Sebab, lanjutnya, kakeknya juga seorang ulama.
"Saya tidak memusuhi saudara seiman, saudara saya berbangsa dan bernegara. Yang saya musuhi itu orang yang saya sebutkan tadi. Saya tak punya apa-apa, saya tidak punya kekuatan apa-apa. Saya nggak mungkin (menghina ulama), karena kakek saya ulama besar, Kakek saya guru ngaji. Saya hidup lama di pesantren lama," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, video massa yang hendak membakar spanduk bergambar Habib Rizieq itu beredar luas di media sosial. Sejumlah orang tampak memegang spanduk tersebut dan seorang di antaranya menumpahkan bensin. Api kemudian muncul tapi tak membakar seluruh bagian spanduk tersebut.
Akhirnya massa merusak dan merobek spanduk tersebut. Terdengar juga teriakan-teriakan massa yang kontra terhadap Habib Rizieq.
Tindakan tersebut dikecam FPI, GNPF Ulama, dan PA 212. Mereka akan melaporkan tindakan tersebut kepada pihak kepolisian.
Menurut mereka, tindakan yang dilakukan oleh masa aksi pada 27 Juli di depan Gedung DPR telah menghina ulama. Namun meminta masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan tindakan di luar hukum.
"FPI, GNPF Ulama, dan PA 212 akan menempuh jalur Hukum dengan melaporkan peristiwa tersebut kepada kepolisian," demikian pernyataan tertulis bersama dari FPI, GNPF Ulama, dan PA 212 seperti dilihat, Selasa (28/7).
FPI dkk meminta pihak kepolisian segera mengusut aksi tersebut. "Mendesak penegak hukum segera memproses pelaku penghinaan dan pelecehan terhadap IB HRS (Imam Besar Habib Rizieq Syihab) dalam waktu yang secepat-cepatnya," katanya.