Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta wilayah penyangganya, yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek), juga gencar melakukan tes Corona. Hal itu sebagai upaya sinergi dalam pencegahan penyebaran virus Corona (COVID-19).
"Positivity rate mingguan mencapai 7,4 persen. Ini jadi warning kita semua. Yang jadi kendala kita sinergi Jakarta dengan Jabodetabek, karena nggak mungkin Jakarta bergerak sendiri," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam acara Webinar Manajamen The Importance of Healthcare Leadership in The New Normal, Kamis (6/8/2020).
Widyastuti mengatakan butuh sinergi dengan daerah penyangga dalam mencegah penyebaran COVID-19. Mengingat, banyak warga di daerah penyangga yang hilir mudik ke Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, kata Widyastuti, dibutuhkan pemeriksaan yang masif dari wilayah Bodetabek juga. Jadi, akan lebih mudah menyelesaikan persoalan pandemi Corona di Jakarta.
"Karena 2 sampai 4 juta warga di sekitar Jakarta hilir mudik sebelum COVID, mungkin sekarang berkurang. Jadi kalau hanya DKI saja yang melakukan testing masif, testing dan testing nggak akan selesai tanpa dari daerah-daerah penyangga," kata Widyastuti.
Widyastuti mengatakan saat ini Pemprov DKI Jakarta sendiri telah melakukan tes Corona terhadap 35-40 ribu setiap minggunya. Jumlah tersebut di atas lebih tinggi dari standar WHO yang mengharuskan tes sebanyak 10 ribu orang per minggu.
"WHO targetkan bahwa ada pemilihan indikator sebagai standar minimal yang harus dites dalam satu minggu. Seminggu kita harus periksa 10.645 orang per minggu, standar minimal. DKI Jakarta seminggu rentangnya 35 ribu sampai 40 ribu, artinya jumlah testing yang kita lakukan sesuai WHO sudah kita lampaui," ujar Widyastuti.
(mae/mae)