Lukmanul menjelaskan, untuk biaya internet per satu RT-nya sekitar Rp 400 ribu. Menurutnya, jumlah segitu sudah tepat karena untuk pembatasan dan khusus digunakan untuk jam belajar.
"400 ribu sebulan, karena di sini enggak pasang yang gede. Nanti anak-anaknya ngumpulnya terlalu banyak. Ini kan dibatasin hanya untuk jam belajar," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Zita Anjani.
Menurutnya, Pemprov DKI bisa melakukan langkah yang sama seperti fraksinya.
"Kita fraksi PAN udah ngasih contoh jadi jangan lagi berdalih bilang nggak bisa (pasang WiFi). Pemprov DKI APBD-nya gede, bisa 1 RT, 1 (WiFi)," kata Zita saat ditemui di lokasi.
Pemasangan WiFi, sebut Zita, sangat vital pengaruhnya bagi keberlangsungan penerapan belajar jarak jauh. Ia mendesak Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) DKI Jakarta mendata RT mana saja yang tidak mempunyai WiFi.
"Kan ada Diskominfotik, itu tahu lho RT mana yang nggak ada internet, itu aja udah info berharga," papar dia.
(aan/idn)