Grab baru saja meluncurkan #TerusUsaha, program digitalisasi buat UMKM yang ada di Bali. Pemerintah Provinsi Bali menyambut baik program tersebut dan mengajak masyarakat untuk memanfaatkannya dengan baik.
Kepala Dinas Perhubungan Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, yang mewakili Gubernur Bali I Wayan Koster, mengatakan karena pandemi ini roda perekonomian Bali yang ditopang oleh pariwisata merasakan dampak yang sangat luar biasa.
Kata dia, rangkaian solusi dari Grab ini sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemprov Bali dalam hal pemulihan dampak COVID-19. Mulai dari relaksasi peningkatan kualitas SDM, bantuan teknologi hingga promosi UMKM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kami percaya bahwa UMKM merupakan penyelamat perekonomian. Semoga inovasi program dari Grab ini juga dapat membantu para pelaku usaha dan UMKM lebih siap menghadapi tatanan kehidupan baru dan memanfaatkan IT sebaik-baiknya," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (4/8/2020).
"Pemerintah pun tidak lupa mengajak masyarakat dan pelaku UMKM di Bali agar dapat memanfaatkan program digitalisasi yang ditawarkan oleh Grab dengan baik," imbuhnya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Badung, I Made Widian. Ia percaya digitalisasi akan menyelamatkan mereka yang selalu ingin terus berusaha di tengah kondisi dunia yang seperti ini.
"Digitalisasi bukan hanya sebuah tren sesaat dan akan menghilang dalam beberapa waktu ke depan. Namun, platform digital merupakan masa depan dari sebuah kemajuan perekonomian," ujar dia.
"Pemerintah sangat berterima kasih kepada Grab yang sudah mendukung para UMKM untuk lebih maju dan berkembang dengan digitalisasi. Diharapkan dengan program ini akan ada banyak UMKM yang ikut ambil bagian dalam solusi yang diberikan oleh Grab," sambungnya.
Sementara itu, Head of East Indonesia Grab Indonesia, Halim Wijaya mengatakan sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia, 52% pendapatan ekonomi Bali disumbang oleh sektor pariwisata. Sektor ini memastikan banyak UMKM dan pekerja lepas bermunculan dan bertumbuh di Bali pada beberapa tahun terakhir, termasuk sektor kerajinan, kuliner dan busana.
Saat pandemi menyerang, kedua sektor ini menjadi lesu. Ia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali yang mencatat penurunan jumlah wisatawan sebesar 88,9% pada bulan Mei 2020. Padahal, kata dia, UMKM dan pekerja lepas telah menyumbangkan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi Bali.
"Jika kita berkaca pada tahun 2019, riset Tenggara dan CSIS menunjukkan kontribusi ekonomi kedua sektor ini sangat signifikan," ujar Halim.
"Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak terhadap digitalisasi, baik dari sisi pemberian pelatihan dan penyediaan platform teknologi agar lebih banyak UMKM di Bali yang bisa merangkul digitalisasi dan bertahan di era new normal ini," imbuhnya.
Halim menjelaskan digitalisasi menjadi sebuah hal yang mendesak, mengingat perubahan perilaku konsumen yang tengah terjadi, sekaligus manfaatnya untuk menghemat waktu dan biaya operasional.
"Program #TerusUsaha yang kami hadirkan di Bali bertujuan mendukung percepatan digitalisasi UMKM melalui rangkaian pelatihan dan pemanfaatan teknologi yang sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood. Kami berharap pelaku industri pariwisata dan UMKM di Bali bisa bangkit dan siap menyambut siklus bisnis baru di era new normal ini dengan teknologi," jelasnya.
(prf/ega)