20 Ribu Jamaah Haji RI Tempati Kawasan Mina Jadid
Selasa, 03 Jan 2006 22:38 WIB
Makkah - Sebanyak 20 ribu jamaah haji asal Indonesia akan menempati kawasan Mina Jadid (Mina II) yang berlokasi di perbatasan Muzdalifah dan Mina ketika mabit saat akan melempar jumrah. Lokasi ini berada 6 km dari jamarat (tempat pelemparan jumrah).20 Ribu jamaah haji asal Indonesia ini tergabung dalam 8 maktab, yaitu Maktab 69 hingga Maktab 76.Kedelapan maktab yang akan menempati wilayah perkemahan di Mina II berada di bawah tiga Sub Daker, yakni Sub Daker 16, 18 dan 19. Sub Daker 16 membawahi maktab 72 dan 73, sub Daker 18 membawahi maktab 69, 70 dan 71, sedangkan sub Daker 19 membawahi maktab 74, 75 dan 76. Ke semua maktab tersebut berada di kawasan Aziziyah, Makkah.Kepala Satuan Operasional (Kasatops) Arafah-Mina (Armina) M Sukiman Azmy menjelaskan hal tersebut saat memimpin jajaran petugas Daker Makkah melakukan orientasi lapangan ke Arafah, Muzdalifah dan Mina, Selasa (3/1/2006) Waktu Arab Saudi (WAS).Menurut dia, masih banyak jamaah haji Indonesia yang menganggap bahwa mabit di kawasan Mina II atau Mina Jadid tidak sah karena masih berada di wilayah Muzdalifah. Karena itu, Azmy meminta para kepala sub Daker beserta jajarannya yang membawahi maktab-maktab tersebut segera melakukan sosialisasi kepada jamaah haji mengenai hal itu."Nanti Amirul Haj dan pejabat lainnya kita minta untuk ikut singgah di Mina II guna meyakinkan para jamaah haji tentang sahnya mabit di Mina II," kata dia.Masalah lain yang muncul di wilayah Mina II adalah jarak antara perkemahan dengan jamarat yang cukup jauh, sekitar 6 KM. Artinya setiap kali jamaah akan melontar jumrah, maka harus berjalan sekitar 12 km untuk sampai kembali di perkemahannya, padahal setiap jamaah harus melakukannya sebanyak tiga kali (Jumrah Ula, Wustho dan Aqobah).Amirul Haj Malik FadjarSementara itu, Amirul Haj Haji 2006 Ahmad Malik Fadjar sudah tiba di Arab Saudi Senin (2/1/2005) lalu. Setelah menginap satu hari di Jeddah, Arab Saudi, Malik Fadjar menuju Makkah dan tiba di Wisma Haji (Kantor Daker) Makkah pada pukul 18.00 WAS, Selasa (3/1/2006).Saat di Jeddah, Malik Fadjar telah menggelar rapat bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Kantor Staf Teknis Urusan Haji. Hadir dalam rapat Duta Besar Salim Segaf Al Jufri , Konjen Jeddah Tajuddin Noor dan unsur petugas di Daerah Kerja (Daker) Makkah, Madinah dan Jeddah. Hadir juga pimpinan Komisi VIII DPR Hazrul Azwar.Dalam pengarahannya, Malik Fadjar menyatakan jamaah haji Indonesia sesungguhnya membawa misi sebagai duta bangsa. Mereka sebagai tamu Allah SWT sekaligus utusan bangsa di arena pertemuan umat Islam se dunia. "Karena itu, sesuai pesan Presiden, petugas harus memberikan pelayanan yang terbaik," ujar dia.Selama ini, kata Malik, pelayanan kepada jamaah haji Indonesia sudah baik. Hanya saja dalam pelaksanaan ibadah haji bukan semata masalah teknis dan manajemen. Tapi, juga juga menyangkut persoalan sosial, budaya dan politik. Selain itu, dalam kehidupan masyarakat Indonesia, banyak faham yang berkembang, sehingga masalah ibadah haji tidak dapat dilepaskan dari pemahaman dan aliran keagamaan.Malik Fadjar juga mengemukakan keinginan jamaah haji Indonesia menjadi satu kesatuan sehingga memberi kesan yang baik sebagai wujud ukhuwah dan agar jamaah tetap dalam satu wadah yakni warga bangsa Indonesia. "Bukan bendera yang dikibarkan, apalagi bendera Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama melainkan bendera bangsa Indonesia," kata dia.Menyinggung masalah efisiensi, Malik Fadjar menekankan pentingnya efisiensi tanpa meninggalkan pelayanan yang baik sehingga tidak mengorbankan kepentingan jamaah haji Indonesia. "Efisiensi baik, namun hendaknya jangan sampai mengorbankan pelayanan, keamanan dan keselamatan jamaah haji," kata dia.Setelah tiba di Makkah, Selasa (3/1/2006) malam Malik Fadjar dan rombongan melakukan umrah dengan sejumlah pengawalan. Rabu (4/1/2006), Malik Fadjar akan memiliki sejumlah agenda, antara lain akan berkunjung ke pemondokan jamaah haji.
(ton/)