Video yang diunggah YouTuber Edo Putra viral karena mengunggah video prank bagi-bagi daging kurban yang berisi sampah. Di video tersebut, Edo meminta maaf kepada salah satu warga dan menjelaskan ini hanyalah video prank.
Dilihat detikcom, video berdurasi 11 menit 56 detik tersebut diunggah pada Jumat (31/7) di saluran YouTube Edo Putra Official. Video tersebut diberi judul 'PRANK BAGI BAGI DAGING KE EMAK-EMAK ISINYA SAMPAH #THEREALPRANK'.
Video bermula saat dua pria membawa dua kantong plastik hitam. Ternyata kresek tersebut digunakan untuk membungkus sampah yang nantinya akan diberikan kepada ibu-ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di akhir video, ada adegan di mana salah seorang ibu-ibu marah mendapatkan kantong plastik yang diberikan berisi sampah. Ibu-ibu tersebut melempar kantong plastik berisi sampah itu. Edo pun menghampiri ibu tersebut dan meminta maaf.
![]() |
Tonton juga 'Lagi, YouTuber Ini Prank Kasih Daging Kurban Isi Sampah':
"Maaf bu, maaf bu. Di situ ada kamera," kata Edo sambil menunjuk kamera tersembunyi.
"Wah, nge-prank kamu?" tanya ibu itu.
"Iya, nanti kami ngasihnya duit, bu. Di sini ada Rp 500 ribu, untuk beli daging. Kami minta maaf ya, bu. Nggak apa ya bu videonya di-upload ke YouTube?" kata Edo.
"Nggak apa-apa," kata ibu tersebut.
Adegan diakhiri Edo yang menyalimi ibu tersebut dan mengucapkan salam. Adegan pun berganti, di mana Edo dan temannya menjelaskan video prank ini.
"Halo guys, prank kita berhasil, guys. Guys, kami tadi bagi-bagi sampah, guys. Tapi sesudahnya, kami kasih duitnya. Jadi jangan menghujat lah, guys. Kami adalah orang-orang yang baik, guys. Kalian orang-orang yang jahat, guys, tak berfaedah," ujar Edo di penutup videonya.
Tayangnya video ini sekilas mengingatkan pada kasus YouTuber Ferdian Paleka yang pernah membuat prank membagikan paket sembako yang ternyata berisi sampah.
Terkait video ini, Kabid Humas Polda Sumsel mengingatkan masyarakat agar menggunakan media sosial secara bijak. Dia mengingatkan agar konten yang ditayangkan juga beretika.
Terlebih ini dalam suasana Idul Adha, seharusnya dimaknai dengan meneladani sifat Nabi Ibrahim dalam beramal. Menurutnya, tak pantas bila memberi sesuatu malah dipakai untuk konteks mengerjai (bercanda) tidak hormat terhadap orang tua.
"Saya mengimbau agar bijak dalam bermedia sosial. Karena media sosial ini berada di ruang publik, sehingga kita juga harus memperhatikan etika," kata Kombes Supriadi lewat pesan singkat.