Presiden Jokowi merestui putranya, Gibran Rakabuming Raka, maju ke Pilkada Solo tapi tak merestui iparnya maju ke Pilkada. Lantas, apakah majunya anak Presiden ke Pilkada yang berbuntut kritik panjang itu sebuah kesalahan?
"Keluarga Pak Jokowi ini sebenarnya salah nggak? Nggak ada aturan yang dilanggar. Jadi bisa-bisa saja," kata pakar politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada wartawan, Rabu (29/7/2020).
Kini bola ada di masyarakat yang berhak menentukan pilihan. Apakah mereka akan memenangkan Gibran yang kini dikritik sebagai dinasti politik ataukah sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kalau masyarakat Solo nggak suka dengan Gibran ya nggak usah dipilih dan sebaliknya kalau suka ya pilih saja. Kan sebenarnya semua tergantung rakyat," kata Hendri.
![]() |
Meski demikian, isu dinasti politik wajar saja menuai kritik keras. Lagi-lagi sebenarnya masyarakat dan parpollah yang bisa memutus mata rantai politik dinasti.
"Kalau yang berpolitik dinasti kalah semua maka yang maju ke depannya pasti takut karena sering kalah kan. Yang kedua kalau maju dari partai politik si partai politik ini tidak memberikan rekomendasi bila ada yang menggunakan kekuatan aji mumpung atau dinasti politik ini pasti kalah dinasti politik," kata founder Kedai KOPI ini.
"Kenapa sih dinasti politik tumbuh subur karena partai politik lemah mempersiapkan kadernya sehingga kekuatan parpol kalah dengan kekuatan brand sebuah keluarga," pungkasnya.