Ada 68 Klaster Perkantoran Jakarta, 440 Pekerja Positif Corona Diisolasi

Ada 68 Klaster Perkantoran Jakarta, 440 Pekerja Positif Corona Diisolasi

Muhammad Ilman Nafi'an - detikNews
Selasa, 28 Jul 2020 12:17 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta membenarkan terkait data yang menampilkan 68 perkantoran di DKI jadi klaster virus Corona (COVID-19). Dinkes DKI menyebut dari klaster tersebut, 440 pekerja diisolasi lantaran positif COVID-19.

"68 kantor, iya (jadi klaster Corona)," kata Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia saat dihubungi, Selasa (28/7/2020).

Dwi menjelaskan, 68 perkantoran yang menjadi klaster Corona itu merupakan data yang berasal dari 'Analisis Data Cluster Perkantoran Jakarta' sejak PSBB tahap I hingga PSBB transisi yakni (26/7). Total, ada 440 karyawan yang positif Corona dari 68 perkantoran itu. Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa perkantoran yang tempatnya sudah bersih dari penyebaran virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"68 (perkantoran) itu di tanggal 26 Juli, itu dari awal ya, jadi ada tentu yang kantor-kantor yang sudah selesai. Karena sudah behasil memutus rantai penularan, karena yang reaktif kita langsung, sehigga tidak menularkan atau tidak berkembang penularan ke orang lain," katanya.

Lebih lanjut, Dwi mengatakan, 440 karyawan ketika diketahui positif Corona, mereka langsung diisolasi. Kebanyakan, kata Dwi, karyawan yang terpapar COVID-19 itu menjalani isolasi mandiri di rumah karena tidak memiliki gejala.

ADVERTISEMENT

"Kalau ternyata sakit nah harus dirawat, ya dirawat, mayoritas sih tidak bergejala ya, cukup dengan ketemu positif, dia bisa isolasi, kalau isolasi dia bisa di rumahnya, kalau rumahnya ideal ya. Ideal berarti untuk tidak berbaur dengan keluarga yang lain, kalau memang nggak memungkinkan di rumah, bisa di Wisma Atlet," ucapnya.

Tonton video 'Corona di RI Tembus 100 Ribu, Berikut 10 Negara dengan Kasus Tebanyak':

[Gambas:Video 20detik]



Menurutnya, mereka diketahui terpapar COVID-19 itu hasil dari pengetesan dan contact tracing. Setelah diketahui, mereka diminta untuk isolasi diri.

"Kan semua informasi orang yang dites dan hasilnya kita kelola dan kemudian kita tracing, baik ke keluarga ke lingkungan kerja, lingkungan lain, makanya kemudian kenapa kita perlu tracing? Supaya orang kemudian positif bisa isolasi. Kenapa isolasi? Supaya putus rantai penularan. Kalau tidak isolasi padahal positif tetap berkegiatan, tetap bekerja, berarti kan dia bisa menularkan ke orang yang lebih banyak," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengungkap dua tempat paling rawan penyebaran virus Corona (COVID-19) di Jakarta. Dua tempat paling rawan tersebut adalah perkantoran dan komunitas warga.

"Pertama dan terpenting, ada peningkatan penyebaran kasus dalam dua minggu terakhir ini. Peningkatan penyebaran ini sejalan dengan peningkatan mobilitas dan peningkatan aktivitas warga," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan seperti yang disiarkan akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (24/7).

Anies mengatakan Pemprov DKI Jakarta mengalakkan tes Corona. Dari tes tersebut, ditemukan bahwa dua tempat paling rawan penyebaran virus Corona di Jakarta adalah di perkantoran dan komunitas warga.

"Dari temuan kita dengan melakukan testing seperti ini, aktivitas di perkantoran dan aktivitas di komunitas warga, kini menjadi salah satu tempat yang paling rawan penyebaran," ujar Anies.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads