Jika melihat ke belakang, perseteruan antara Megawati dan SBY ini bermula sebelum Pemilu 2004. Saat itu, Megawati menjabat sebagai Presiden dan SBY merupakan Menko Polkam.
Semakin dekat dengan Pemilu, SBY mundur dari kabinet yang dipimpin Megawati dan fokus mengurus Partai Demokrat. SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kemudian terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2004. Megawati dan SBY baru kembali bertemu pada 2009 saat pengambilan nomor urut capres-cawapres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali soal panas hubungan PDIP-Demokrat di Medan. Indra menilai perseteruan PDIP dan Demokrat semakin panas usai Akhyar disebut bergabung dengan Demokrat.
Baca juga: Jejak-jejak Hubungan Megawati-SBY |
"Ini kan diperpanas dengan pak Akhyar pindah dari PDIP ke Demokrat. Kemudian diperpanas lagi dengan PDIP kemungkinan besar akan mendukung Bobby Nasution di Pilkada Medan," ujarnya.
Saling sindir ini, kata Indra, merupakan hal wajar jelang Pilkada. Indra juga menilai saling sindir PDIP dan Demokrat ini bak adu pantun. Saling sindir ini pun dinilai baru pemanasan sebelum pertarungan sesungguhnya di Pilkada 2020.
"Ini merupakan situasi terkini di mana Demokrat dan PDIP dalam memperebutkan Medan 1. Wajar ada sindiran-sindiran, kemudian ada balasan-balasan sindiran, istilahnya berbalas pantun lah antara PDIP dengan Demokrat. Ini adalah pemanasan menjelang Pilkada 2020 ini," kata Indra.
(haf/haf)