Denpasar -
Musisi Jerinx turun ke jalan bersama beberapa masyarakat Bali untuk Aksi Bali Tolak Rapid/Swab. Tak hanya menolak tes Corona (COVID-19), mereka juga tidak mematuhi protokol kesehatan dengan berkerumun, dan tidak menggunakan masker.
Dalam orasi yang disampaikan, masyarakat menuntut rapid test dan swab test diberhentikan sebagai syarat administrasi.
"Ya kalau yang dibilang tadi kan kita nolak rapid test dan juga swab itu ketika itu digunakan sebagai suatu syarat administrasi ya kita tolak," kata koordinator aksi, Krisna Dinata, saat dihubungi detikcom, Minggu (26/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi itu menjadi perhatian karena diunggah oleh akun Instagram dari Jerinx. Dia, berada di barisan depan gerak jalan dari massa aksi.
Jerinx termasuk orang yang percaya bahwa virus Corona adalah konspirasi. Dia termasuk aktif mengutarakan pendapatnya yang kontroversi tersebut.
Berikut adalah sederet kontroversi dari Jerinx soal virus Corona:
Aksi Bali Tolak Tes CororonaJerinx mengunggah Aksi Bali Tolak Rapid/Swab dalam akun instagramnya. Dia yang berada di barisan paling depan aksi, memakai kaus hitam tak berlengan.
Seperti dalam tindakan yang sering dia lakukan, Jerinx tak menggunakan masker.
"MENJADI MANUSIA! AKSI BALI TOLAK RAPID/SWAB! Follow @menjadimanusa yang akan menjadi gerakan perlawanan NYATA rakyat terhadap pembodohan & bisnis ketakutan!" tulis Jerinx di media sosial.
Koordinator aksi, Krisna Dinata menyebut aksi yang dilakukan merupakan kritik dari kebijakan pemerintah yang masih menyematkan rapid test dan swab test sebagai syarat administrasi untuk perjalanan. Menurutnya rapid dan swab test dari pihak para ahli sudah tidak bisa mendeteksi virus Corona
Pernah Menantang Disuntik Virus Corona
Jerinx tidak percaya dengan penyebaran virus Corona dengan mudah. Sehingga, dia menatang untuk disuntik virus Corona. Namun Jerinx mencantumkan sejumlah syarat.
"Selamat pagi. Jika ada yg menantang saya ke RS untuk berinteraksi dgn pengidap covid, atau menantang saya disuntik virus covid, saya akan terima tantangannya dengan syarat: Jika saya selamat, seluruh dokter di Indonesia, seluruh awak media/seleb/SJW/musisi/influencer/selebgram yg terbukti masih menyuarakan lockdown. WAJIB SUKARELA KE KANTOR POLISI MINTA DIBUI karena sudah menyampaikan solusi yg salah dan merugikan seluruh warga Indonesia. #matikanTV #unfollowIGpenakut #kemBALInormal," tulis Jerinx dalam akun Instagram-nya.
Sehari setelah mengunggah tantangannya, dia berdebat dengan salah satu relawan COVID-19 dr Tirta. Dia berdiskusi secara live di Instagram dengan dr Tirta soal konspirasi Corona pada 28 April 2020. Diskusi itu berjudul 'Diskusi Teori Konspirasi X Realita Rumah Sakit bersama JRX dan Dr. Tirta'.
Ragukan Kapasitas Bill Gates dan Sekjen WHO
Dalam debat bersama dr Tirta Jerinx kembali mengeluarkan kontroversi. Dia meragukan kapasitas dari pendiri Microsoft, Bill Gates yang memiliki perhatian pada Corona, khususnya vaksin.
Bagi Jerinx, Bill Gates bukanlah dokter. Hal itu yang membuat dia menaruh curiga ada kepentingan lain.
"Kemarin saya emosi sama Mas Tirta, itu ketika Mas Tirta ngomong ke saya, 'Bli, jangan ngomong hal yang di luar kapasitas'. Saya langsung ngelihat ke Bill Gates, lo. Seluruh dunia dibikin panik masalah kesehatan sama orang yang bukan dokter. Bill Gates lulusan dokter mana?" ujar Jerinx.
Lalu, Jerinx menyoroti soal Sekjen WHO Tedros, yang juga bukan dokter. Menurut Jerinx, Tedros punya rekam jejak yang buruk ketika masih di Ethiopia.
"Tedros, bosnya WHO. Dokter mana? Nggak ada. Tedros punya rekam jejak yang kotor, lo. Dia pernah bikin kasus di Ethiopia," kata Jerinx.
Tedros memang bukanlah seorang dokter. Dia adalah seorang ahli kesehatan. Seperti yang dilansir dari DW, Selasa (21/4), Tedros, yang berusia 55 tahun, memiliki karier yang panjang sebagai ahli kesehatan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini