Sejumlah permukiman warga di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), terendam banjir dan memaksa warga mengungsi. Meski di posko pengungsian, para siswa tetap mengikuti proses belajar-mengajar secara online.
Seperti yang terpantau di posko pengungsian di Kecamatan Tempe, Wajo, Rabu (22/7/2020). Tampak para siswa tetap semangat mengikuti proses belajar secara online meski dengan fasilitas seadanya dan dengan kondisi posko pengungsian yang cukup memprihatinkan.
![]() |
Namun proses belajar secara online di posko pengungsian juga digelar dengan tanpa protokol kesehatan, karena kondisi pengungsian yang sudah sesak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam prosesnya, para siswa diabsen, kemudian belajar secara bergiliran satu per satu. Hal ini karena fasilitas handphone yang tersedia hanya ada satu unit yang difasilitasi salah satu orang tua siswa yang ikut membantu proses belajar di tenda pengungsian.
Terkadang aktivitas belajar-mengajar mereka terkendala oleh kuota data internet yang habis.
"Kendalanya sebenarnya kalau kuota data habis. Pusing lagi mikir untuk belinya (pulsa untuk internet). Sekarang kan pas sulit-sulitnya uang. Pekerjaan juga tidak ada, terus anak banyak," ujar salah seorang warga, Besse Suhaeni, di posko pengungsian.
![]() |
Menyiasati mahalnya biaya internet untuk anaknya belajar online, para orang tua siswa kemudian berpatungan untuk membeli paket internet.
"Kadang kongsi sama orang tua siswa di posko ini untuk beli kuota data. Kan daripada anak-anak tidak ikut mata pelajaran, pasti lebih kasihan lagi," lanjut Besse.
Mereka pun berharap ada bantuan khusus dari pemerintah sebagai solusi untuk penanganan kendala dari sistem belajar online ini.
"Kami berharap ada bantuan pihak pemerintah. Kami mau anak-anak kami sekolah. Semangatnya besar untuk belajar," terang Besse.
(nvl/nvl)