Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, UI Kenang Sosok-Karyanya

Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, UI Kenang Sosok-Karyanya

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Minggu, 19 Jul 2020 16:37 WIB
Sapardi Djoko Damono
Foto: @sastragpu/ Sapardi Djoko Damono
Jakarta -

Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia hari ini. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Universitas Indonesia (UI), khususnya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI.

"Selamat jalan untuk guru, sahabat, dan kolega, Prof. Sapardi Djoko Damono. Semoga Tuhan berkenan memberi tempat terbaik di sisi-Nya. Kepergian Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono meninggalkan duka bagi UI, khususnya keluarga besar FIB UI," kata Kabiro Humas UI Amelita Lusia melalui keterangan tertulis, Minggu (19/7/2020).

Amelita menuturkan, selain menempuh pendidikan sarjana di UI, alharhum Sapardi juga pernah menempuh pendidikan di salah satu Universitas di Amerika Serikat. Dikatakan Amelita, pada tahun 1989, almarhum memperoleh gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Sastra UI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau melanjutkan Pendidikan tinggi Sarjana di Jurusan Sastra Barat UGM. Beliau pernah juga studi di Universitas Hawaii Honolulu, Amerika Serikat. Gelar Doktor Ilmu Susastra Beliau diperoleh di Fakultas Sastra Universitas Indonesia di tahun 1989," tuturnya.

Amelita mengungkapkan pada tahun 1995, almarhum dikukuhkan oleh FIB UI menjadi Guru Besar Ilmu Susastra. Almarhum juga pernah menjabat sebagai Dekan FIB UI selama empat tahun sejak 1995.

ADVERTISEMENT

"Sebelum mengajar di FIB UI, beliau pernah mengajar di IKIP Malang Cabang Madiun 1964 - 1968. Beliau pertama diangkat di FIB UI tahun 1974 dan kemudian dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Susastra pada tahun 1995. Prof. Sapardi menjabat sebagai Dekan FIB UI periode 1995-1999. Beliau purnabakti dari FIB UI tahun 2005," ujarnya.

Amelita mengatakan, almarhum dikenal secara luas sebagai sastrawan dan penulis syair. Di mana karya-karya almarhum telah diterjemahkan dengan sebagai bahasa asing dan dikenal oleh berbagai kalangan usia.

"Selain menyandang gelar guru besar FIB UI, almarhum dikenal luas sebagai sastrawan dan penulis yang syair-syairnya telah dikenal sepanjang zaman di berbagai kalangan usia, juga diterjemahkan di berbagai Bahasa asing," ucapnya.

"Kiprah almarhum telah mengantarkan beliau meraih berbagai penghargaan nasional maupun mancanegara, termasuk di bidang sastra," sambung Amelita.

Tonton video 'Keluarga Buka Suara Terkait Penyebab Meninggalnya Sapardi Djoko Damono':

Sementara, Dekan FIB UI Adrianus Laurens Gerung Waworuntu menilai almarhum sebagai sosok yang bersahaja. Dia menyampaikan bahwa almarhum memiliki peran mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui karya-karya di bidang seni dan budaya

"Kami semua di kampus sangat kehilangan dengan kepergian almarhum yang kita semua kenal dengan dekat dan akrab. Beliau merupakan orang yang sangat bersahaja. Hari ini, bukan saja FIB UI yang kehilangan guru besarnya, tetapi Indonesia juga harus melepas salah satu anak bangsa yang turut berperan mengangkat harkat bangsanya melalui karya dan pengabdiannya pada seni budaya Indonesia." kata Andrianus

Berikut daftar penghargaan-penghargaan yang diraih beliau diantaranya:

1. Cultural Award dari pemerintah Australia pada 1978
2. Anugerah Puisi-Puisi Putera II dari Malaysia pada 1980
3. Anugerah Seni dari Depdikbud pada 1990
4. Kalyana Kretya dari Menristek pada 1996
5. The Achmad Bakrie Award for Literature pada 2003
6. Khatulistiwa Award, dan 2012 Penghargaan dari Akademi Jakarta pada 2004

Berikut jabatan yang pernah diperoleh:

1. Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta ( 1973-1980)
2. Sekretaris Yayasan HB Jassin
3. Anggota Dewan Kesenian
4. Anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka
5. Mendirikan HISKI pada 1988 dan menjadi ketua HOSKI selama 3 periode

Selain menghasilkan karya sastra yang terkenal, Sapardi Djoko Damono juga menulis buku antara lain;

- Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas.
- Telaah Fungsi, Isi dan Struktur

Berikut beberapa karya terjemahan:

1. Lelaki tua dan laut ( The old man and the sea, Hemingway)
2. Duka cita bagi Elektra ( Mourning becomes Electra oleh Eugene O'Neil)

Penghargaan-penghargaan yang pernah diperoleh:

1. Cultural Award dari pemerintah Australia pada 1978.
2. Anugerah Puisi -Puisi Putera II dari Malysia pada 1980.
3. Anugerah Seni dari Depdibud pada 1990.
4. Kalyana Kretya dari Menristek
5. The Achmad Bakrie Award for Literature pada 2003
6. Khatulistiwa Award pada 2004
7. Penghargaan dari Akademi Jakarta pada 2012.

Halaman 2 dari 2
(mae/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads