Buka-bukaan Dosen Uncen Isu Miring Saat Webinar

Round-Up

Buka-bukaan Dosen Uncen Isu Miring Saat Webinar

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 17 Jul 2020 08:30 WIB
Young woman using cell phone to send text message on social network at night. Closeup of hands with computer laptop in background
Ilustrasi Media Sosial (Thinkstock)
Jayapura -

Dosen Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, Marinus Yaung, buka-bukaan menepis isu miring yang menerpanya. Marinus merasa diserang dan hendak dibunuh karakternya.

Persoalan ini bermula saat dirinya menjadi salah satu pembicara web-seminar (webinar) bertajuk 'Mengapa Isu Papua Diinternasionalisasi' pada Senin (13/7/2020) lalu. Saat mendapat kesempatan bicara, muncul sosok gadis kecil bertelanjang dada di belakang dosen FISIP Uncen ini.

Gambar tangkapan layar momen tersebut pun tersebar. Marinus begitu marah karena ada pihak tak bertanggung jawab menyemburkan isu bahwa sosok gadis kecil tersebut adalah PSK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marinus menegaskan bahwa sosok perempuan bertelanjang dada tersebut adalah anak perempuannya yang masih sekolah kelas IV SD. Marinus menyampaikan klarifikasi lewat akun Facebook-nya.

"Ini anak perempuan saya, dan dia baru habis mandi sore di rumah kontrakan saya di Jakarta Timur, dan mau ganti pakaian. Jadi, namanya juga anak-anak, langsung nyosor saja ketika saya lagi ikut webinar siaran langsung dari rumah," kata Marinus, Rabu (15/7/2020).

ADVERTISEMENT

Marinus tidak terima karena anaknya turut jadi korban penyebaran informasi yang tidak benar (hoax) tersebut. Dia menilai isu miring yang ditujukan kepadanya sebagai upaya pembunuhan karakter.

Marinus bertekad melanjutkan kasus ini ke pihak berwajib.

"Pembangunan narasi yang sangat buruk sekali, ini pembunuhan karakter, kalau hanya menyerang saya tidak apa-apa, tapi ini juga menyerang anak saya sampai menuduh anak saya pelacur," ujar Marinus saat dihubungi.

Dia mengaku mengetahui isu tersebut setelah beberapa koleganya menghubungi. Mereka mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut ke Marinus.

"Saya lihat ini sudah terlalu masif menyebar, cuma adik-adik yang di Amerika dan Eropa sudah langsung telepon saya tanya itu benar atau tidak, saya mengapresiasi mereka telepon langsung dan klarifikasi," katanya.

Marinus mengaku terus berkonsultasi dengan Cyber Crime Mabes Polri untuk melacak mengenai penyebaran informasi tersebut. Dia mengaku akan melaporkan siapa pun yang ikut menyebarkan hal tersebut.

"Sampai hari ini sudah 302 orang yang akan saya laporkan dan belum ada yang minta maaf," ujar Marinus.

Halaman 2 dari 2
(jbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads