Pemerintah kembali mengumumkan perkembangan kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per hari ini, ada penambahan 1.574 kasus terkonfirmasi positif Corona, sehingga total menjadi 81.668 kasus.
"Kita hari ini telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 23.947 spesimen, sehingga total spesimen yang kita periksa sampai dengan hari ini menjadi 1.146.794 spesimen. Dari pemeriksaan ini kita dapatkan kasus baru sebanyak 1.574 orang, sehingga total kasus sekarang menjadi 81.668," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, dr Achmad Yurianto, dalam akun YouTube BNPB, Kamis (16/7/2020).
Yuri mengatakan per hari ini sebanyak 1.295 orang tercatat sembuh dari Corona sehingga total sembuh menjadi 40.345 orang. Selain itu tercatat hari ini 76 orang meninggal dunia akibat virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah yang sembuh hari ini totalnya adalah 1.295, sehingga keseluruhan yang sembuh sampai dengan saat ini adalah 40.345 orang. Meninggal 76 orang sehingga total menjadi 3.873 orang," katanya.
Sementara itu, anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro menjelaskan bagaimana protokol kesehatan diterapkan di pasar. Panduan protokol kesehatan di pasar ini ditujukan untuk pengelola, pedagang, pekerja, dan juga pengunjung.
"Sudah sejak lama pasar tradisional kita menjadi salah satu pusat aktivitas masyarakat baik untuk melakukan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya. Di pasar lah kita berinteraksi dengan banyak orang dan mendapatkan banyak hal, dengan adanya pandemi cara kita bertransaksi di pasar harus berubah. Kita harus menyesuaikan dengan keadaan saat ini," katanya.
Tonton video 'Update Covid-19 RI Per 16 Juli: 40.345 Orang Sembuh, 3.873 Wafat':
Berikut ini pernyataan lengkap pemerintah terkait Corona pada 16 Juli 2020:
dr Reisa Broto Asmoro
Salam sehat saudara-saudara, sudah sejak lama pasar tradisional kita menjadi salah satu pusat aktivitas masyarakat baik untuk melakukan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya. Di Pasar lah kita berinteraksi dengan banyak orang dan mendapatkan banyak hal, dengan adanya pandemi cara kita bertransaksi di pasar harus berubah. Kita harus menyesuaikan dengan keadaan saat in. Mengenai protokol kesehatan di pasar telah diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan juga regulasi daerah masing-masing dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19.
Sasaran panduan tersebut ditujukan kepada baik pengelola, pedagang, pekerja, dan juga pengunjung. Yang khas dari pasar tradisional kita adalah bertemunya pembeli dan penjual lalu mereka terlibat proses jual beli dan yang seru melalui tawar menawar. Jadi interaksi pedagang dan pembeli tidak bisa dihindarkan. Maka kerumunan dan pergerakan orang merupakan kondisi yang umum ditemukan di pasar. Mari kita lihat bagaimana mayestik ini menawarkan solusi terhadap dua isu tadi.
Sebelum ke pasar pastikan kita sehat dan fit untuk keluar rumah, susun daftar belanja dan pastikan kita cari informasi terlebih dahulu tentang barang dan pedagang yang ingin kita datangi di pasar. Bawa sendiri tas belanjaan kita dari rumah, di fasilitas yang sudah disediakan pasar ingat untuk cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, biasakan cuci tangan dan gunakan hand sanitizer terutama setiap setelah selesai bertransaksi. Pemeriksaan suhu tubuh sudah menjadi kewajiban ditempat umum termasuk di pasar, apabila suhu barang kita di atas 37,3 derajat maka tidak sebaiknya kita keluar rumah, pastikan kita istirahat dan pulihkan kesehatan sebelum beraktivitas kembali.
Memakai masker ke pasar wajib hukumnya, bawa masker ekstra untuk jaga-jaga maupun menawarkan ke orang lain yang lupa bawa masker. Saat ini arah berjalan kita di pasar diatur hanya satu arah, ikuti petunjuk arah dan kesan di berbagai alat peraga. Jaga jarak saat kita berada di dalam pasar, penerapan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pasar sangat membutuhkan peran pengelola pasar dan aparat dalam penertiban kedisiplinan masyarakat pasar, usahakan ada 2 jalur tangga pisahkan untuk yang baik dan jalur tangga turun. Apabila ada metode pembayaran digital atau non tunai sebaiknya digunakan, karena ini lebih baik daripada kita kontak fisik langsung dengan orang lain. Tetapi apabila belum ada, maka sebaiknya sediakan tempat khusus untuk meletakkan uang.
Ketika kita berinteraksi di pasar pastikan kita tidak menyentuh area wajah dengan tangan yang belum dapat dipastikan kebersihannya. Atur waktu kunjungan ke pasar se-efektif dan se-efisien mungkin, cepat dan tepat sasaran.
Kelengkapan pasar oleh pengelola, pastikan mereka me gunakan alat pelindung pribadi seperti face shield, masker, sarung tangan, atau alat-alat sesuai ketentuan pemerintah daerah setempat. Perhatikan atau tanyakan apakah pasar tersebut sudah membentuk tim pokja pencegahan COVID-19 untuk membantu pengelola dalam penangan COVID-19 dan masalah kesehatan lagi nya. Pasar wajib melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala paling sedikit 3 kali sehari.
Perhatikan sirkulasi udara dan sinar matahari yang masuk ke area pasar. Pasar yang sehat dan aman COVID-19 seharusnya menerapkan kegiatan sosialisasi dan edukasi yang dapat dilakukan dengan surat pemberitahuan, pemasangan spanduk, poster, banner, WhatsApp atau sms biasa, radioland dan berbagai materi edukasi lainnya.
Menerapkan adaptasi kebiasaan baru di pasar akan membuat kita sebagai pengunjung tetap aman dan nyaman akan membuat pedagang tetap laris dan akan membuat pengelola pasar semakin ketat memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan pasar. Mari biasakan semua disiplin memberlakukan protokol kesehatan. Melalui pasar kebiasaan baru dapat segera menjadi kebudayaan baru, kebudayaan yang bersih dan sehat. Sehingga kita semua selalu produktif dan aman dari COVID-19.
dr Achmad Yurianto
Saudara-saudara demikian tadi kita bisa ikuti bersama bagaimana seharusnya kita melakukan hal-hal yang aman dari penularan COVID pada saat kita belanja di pasar. Diharapkan bahwa inilah yang kemudian kita lakukan sehari-hari dan menjadi kebiasaan kita karena adaptasi perubahan ini bisa kita lakukan dan dimulai dari diri kita masing-masing. Diperlukan kebiasaan baru di dalam menangani upaya untuk mencegah jangan sampai tertular COVID-19.
Saudara-saudara sebelum saya akan mengupdate data kinerja bidang kesehatan hari ini, saya kembali akan melanjutkan apa yang telah saya sampaikan kemarin tentang beberapa perubahan terminologi dari buku pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang sudah dirilis pada tanggal 13 Juli kemarin sebagai penyempurnaan dari buku pedoman sebelumnya dibuka yang keempat. Sekarang masuk ke revisi yang kelima. Kemarin saya sudah menyampaikan tentang apa yang kita sebut dengan kasus suspect, hari ini saya akan menyampaikan beberapa hal terkait dengan definisi kontak erat. Kita perlu memahami bersama bahwa kontak erat ini kita maknai sebagai orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19 atau yang kasus probable yang kemudian memenuhi beberapa kriteria diantaranya.
Pertama, kontak itu merupakan kontak dekat, tatap muka tanpa perlindungan, tanpa menggunakan masker, tanpa menggunakan face shield dengan kasus konfirmasi atau kasus probable pada jarak kurang dari 1 meter dan dalam waktu lebih dari 15 menit. Apabila ini dilakukan maka orang yang bersangkutan bisa kita masukan dalam kriteria orang dengan kontak dekat. Karena bagaimana pun juga memiliki resiko untuk tertular COVID-19.
Kedua, adalah orang yang melakukan sentuhan fisik secara langsung dengan kasus konfirmasi positif atau probable. Misalnya bersalaman, berpegangan tangan, atau yang lain-lain ini pun juga masuk di dalam kriteria kontak dekat. Kemudian berikutnya adalah orang-orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau kasus konfirmasi tanpa menggunakan APD yang memenuhi syarat, ini pun juga akan masuk dalam kriteria kelompok kontak dekat. Ini penting karena berkaitan dengan survei epidemiologi maka kelompok-kelompok ini harus mendapatkan perhatian secara khusus atau dalam situasi di lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian resiko lokal. Ini akan jadi pertimbangan dari petugas epidemiologi dan sangat tergantung resiko epidemiologi yang berada di daerahnya.
Pada kasus probable atau kasus konfirmasi yang bergejala untuk menemukan kontak erat, periode kontak eratnya dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Ini adalah periode untuk melaksanakan isolasi diri pada orang dengan kontak dekat yang kontak dekatnya adalah kasus probable atau kasus konfirmasi positif dengan gejala. Maka harus melaksanakan kira-kira 2 hari sebelum muncul manifes dari gejala yang bersangkutan sampai dengan 14 hari setelah timbul gejala. Ini menjadi penting.
Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala apabila kontak ini dilaksanakan dengan orang yang konfirmasi positif, namun tidak bergejala maka untuk menemukan kontak eratnya pada periode ini adalah dihitung dari 2 hari sebelumnya dan sampai dengan 14 hari setelahnya dihitung dari tanggal pengambilan sampel orang itu, spesimen orang itu. Inilah periode yang bisa kita identifikasi sebagai siapa saja yang menjadi kontak erat dari kasus konfirmasi positif. Saudara-saudara ini menjadi penting karena inilah kelompok-kelompok yang harus kita identifikasi dengan jelas pada saat melaksanakan tracing secara masif yang nantinya pasti akan dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan dari kegiatan ini.
Hari ini saya akan kembali menyampaikan data kinerja untuk tanggal 16 Juli 2020 yang kita himpun dari kemarin. Kita hari ini telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 23.947 spesimen, sehingga total spesimen yang kita periksa sampai dengan hari ini menjadi 1.146.794 spesimen. Dari pemeriksaan ini kita dapatkan kasus baru sebanyak 1.574 orang, sehingga total kasus sekarang menjadi 81.668. Dari jumlah kasus baru yang kita dapatkan konfirmasi positif kasus baru yang kita dapatkan distribusinya sebagai berikut: DKI Jakarta hari ini melaporkan ada 312 kasus baru dan 134 sembuh, kemudian Jawa Tengah melaporkan 214 kasus baru dan 80 sembuh. Jawa Timur melaporkan 179 kasus baru dan 444 sembuh, Sulawesi Selatan 178 kasus baru dan 211 sembuh, Kalimantan Selatan 133 kasus baru dan dan 66 sembuh. Kemudian Bali 112 kasus baru dan 106 sembuh.
Hari ini ada 17 provinsi yang melaporkan penambahan kasus baru di bawah 10, dan ada 6 provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus sama sekali. 6 provinsi tersebut diantaranya adalah Bangka Belitung tidak ada kasus baru dan melaporkan 17 orang sembuh, kemudian Jambi tidak ada kasus baru dan tidak ada yang sembuh, Kalimantan Utara tidak ada kasus baru dan penambahan 1 sembuh, Kepulauan Riau tidak kasus baru dan melaporkan 6 sembuh. Kemudian Sulawesi Tengah tidak ada kasus baru dan tidak ada kasus yang sembuh, kemudian Nusa Tenggara Timur tidak ada kasus baru dan tidak ada yang dilaporkan sembuh.
Jumlah yang sembuh hari ini totalnya adalah 1.295, sehingga keseluruhan yang sembuh sampai dengan saat ini adalah 40.345 orang. Meninggal 76 orang sehingga total menjadi 3.873 orang. Kabupaten kota yang terdampak saat ini adalah 461 di 34 provinsi. Sementara pemantauan kita terhadap kasus suspect adalah 46.727 orang.
Saudara-saudara mari kita kembali mencermati bahwa kasus yang kita dapatkan pada akhir-akhir ini sangat signifikan terutama pada kelompok konfirmasi positif tanpa gejala, konfirmasi positif yang asimtomatis. Ini dimaknai bahwa bisa menurunkan angka hunian rumah sakit artinya tidak perlu dirawat di rumah sakit dan juga akan berkontribusi terhadap penurunan kasus meninggal. Namun ini juga menjadi kewaspadaan kita bahwa mereka harus melaksanakan isolasi dengan ketat, kalau tidak maka akan menjadi sumber penularan di tengah kita.
Kemudian identifikasi berikutnya dari penambahan kasus ini ternyata penambahan kasus ini banyak terjadi di lingkungan kerja dengan kualitas udara yang tidak bagus. Ruang kerja tanpa sirkulasi udara yang berjalan dengan lancar yang hanya mengantarkan sistem pendingin udara dengan sirkulasi udara yang berputar di ruangan itu dan kemudian juga kurang disiplin menjaga jarak dan menganggap bahwa karena berada di teman kerja yang sudah akrab maka menggunakan masker dianggap tidak perlu. Ingat saudara-saudara sekalian, gunakan masker saat keluar rumah. Satu-satunya tempat yang aman untuk kita adalah di rumah, sehingga sekalipun berada di kantor dengan orang-orang yang sudah terbiasa kita ketemu tapi harus kita ingat bahwa mereka berasal dari lingkungan dan resiko yang beda dengan kita. Oleh karena itu tetap gunakan masker sekalipun berada di kantor.
Kemudian kedua, pilihlah masker yang nyaman yang membuat kita bisa tetap bertahan menggunakan dengan cara yang benar untuk.waktu yang lama. Masker yang terlalu ketat menekan hidung kita ini akan membuat kita tidak nyaman dan ini yang kemudian menyebabkan penggunaan masker tidak digunakan semestinya. Banyak kita lihat masker diturunkan hanya menutup mulut tidak menutup hidung. Bahkan banyak juga yang maskernya diturunkan hanya untuk menutup dagu tidak menutup hidung dan mulut. Kondisi ini sebenarnya sangat tidak menguntungkan, ini sama saja tidak menggunakan masker. Artinya bahwa kemungkinan penularan masih tetap terjadi.
Kemudian menggunakan masker melepas masker kemudian tidak menyimpan dengan baik. Seringkali kita menyentuh bagian luar masker untuk kemudian menyentuh hidung, menyentuh mulut ini sama dengan mengantarkan penyakit ini ke saluran nafas kita. Kemudian yang kita tengarai adalah penularan yang terjadi di fasilitas umum, kita tahu sebagainya besar dari masyarakat kita dari saudara kita yang bekerja pada saatnya jam makan siang tentu akan meninggalkan tempat kerja untuk makan siang. Di tempat makan siang ini lah kita sering kali lupa bahwa protokol kesehatan justru harus lebih ketat dilaksanakan. Mengapa? Karena pada saat itulah kita melepas masker untuk makan. Oleh karena itu menjaga jarak, menjamin bahwa lingkungan di tempat kita makan memiliki sirkulasi udara yang baik, ini penting.
Saudara-saudara kami menyarankan sebaiknya membawa alat makan sendiri agar kemudian kita bisa meyakini bahwa kita bisa makan dengan kondisi yang tenang. Menjaga jarak dan upayakan tidak ada pembicaraan sama sekali selama kita masih makan bersama orang lain di tempat makan. Ini penting agar ini juga mengurangi resiko sebaran penyakit. Kita kadang-kadang tidak pernah tahu di tempat makan itu kita sama siapa, bersama orang dari kantor mana kita juga tidak tahu. Oleh karena itu sebaiknya makan tidak berbicara, segera selesaikan dan segera tinggalkan tempat itu.
Ini sesuatu yang baru karena selama ini justru di tempat makan itukan kita bisa bertemu dengan banyak orang, ngobrol bisa berkepanjangan dengan suasana yang saling dekat, selain akrab ini yang harus kita rubah. Ini yang disebut dengan adaptasi kebiasaan yang baru. Berikutnya yang juga memiliki peluang besar untuk terjadinya penularan adalah di publik transportation, di sarana angkutan umum bisa di kereta, bisa di bus, atau di dalam angkutan kota. Upayakan untuk tidak melakukan pembicaraan apapun, tetap menggunakan masker dan hindari kemungkinan untuk menempatkan posisi berharap-harapan pada jarak yang kurang dari 1 meter. Ini menjadi penting, kita harus mampu menjaga diri kita agar tetap sehat. Karena kalau kita sehat, kita bisa produktif. Kalau kita sakit kita tidak akan pernah bisa produktif.
Oleh karena itu, ini penting dan ingat apapun yang kita lakukan di luar rumah jangan sampai membawa penyakit ke rumah. Karena di rumah ada anggota keluarga kita yang rentan untuk menjadi sakit. Orang tua kita yang sudah lanjut usia, anak-anak kita yang masih balita akan bisa menjadi korban dari penyakit yang tidak kita sadari kita bawa dari tempat kita beraktivitas. Mudah-mudahan ini bisa dipahami karena ini upaya kita untuk kemudian bersama-sama menghentikan sebaran COVID-19. Saudara-saudara mari kita tetap melaksanakan ini dengan baik karena COVID-19 ini masih ada, masih mengancam kita semua dimana saja, siapa saja. Oleh karena itu tetap aman agar kita bisa produktif. Terima kasih, selamat sore.